PADANG-Pembangunan tol di Jambi dan Riau memang melaju kencang. Dua provinsi itu berpacu dalam pembangunan infrastruktur. Dua provinsi itu seperti Marc Marquez dan Valentino Rossi di lintasan balap. Dua pebelap itu saling pacu, motor digeber habis dan melaju kencang. Pantang injak rem walau di tikungan sekalipun.
Pembangunan tol di Sumbar bagaikan motor habis bensin. Terpaksa didorong menjelang dapat minyak. Motor berjalan juga, tapi pelan sekali. Apalagi kalau yang mendorong belum makan pagi, kurang tenaga untuk mendorong motor. Prinsipnya sederhana saja, urang tibo, awak sampai. Gak pengen punya jiwa balap.
Guna mempercepat pembangunan tol di Riau dan Jambi, PT Hutama Karya mengajukan penyertaan modal negara (PMN) Rp13,86 triliun untuk 2025. Belasan triliun dana tersebut bakal digunakan buat permodalan perseroan dalam melanjutkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto, mengatakan PMN Rp 13,86 triliun bakal digunakan untuk tiga proyek. Ketiganya adalah pembangunan ruas Tol Jambi-Rengat Rp7,6 triliun, Tol Rengat-Junction Pekanbaru Rp5,8 triliun, serta perencanaan teknis Tol Trans Sumatera Tahap III Rp400 miliar.
“Manfaat PMT adalah pertama, untuk meningkatkan konektivitas pulau Sumatera sehingga bisa menurunkan waktu tempuh dan biaya transportasi. Kedua, meningkatkan potensi penerimaan fiskal sebagai dampak terbangunnya Jalan Tol Trans Sumatera. Ketiga, mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja di sepanjang koridor Jalan Tol Trans Sumatera,” ucap Budi di Jakarta, Senin (8/7/2024).
Dia menjelaskan, dalam kurun 2015-2024, pihaknya sudah menerima PMN Rp131,1 triliun yang semuanya digunakan untuk JTTS. Tercatat sejak Juni 2024, sebanyak Rp92,4 triliun PMN telah terserap. Kemudian, 800 kilometer JTTS telah beroperasi saat ini.
Meskipun demikian, Budi mengatakan pihaknya perlu Rp105,5 triliun untuk membangun membangun Tol Jambi-Rengat dan Tol Rengat-Pekanbaru seksi Rengat-Junction Pekanbaru secara keseluruhan dengan panjang 375 kilometer. (*)