Berita  

Protes Terkait Bantuan Cadangan Pangan, Puluhan Emak-emak di Desa Hilihoru Datangi Kantor Desa

Warga datangi kantor desa guna mempertanyakan dana penerima bantuan cadangan pangan.
Warga datangi kantor desa guna mempertanyakan dana penerima bantuan cadangan pangan.

NIAS-Puluhan warga Desa Hilihoru, Kecamatan Bawolato, Kabupaten Nias berbondong-bondong mendatangi kantor desa setempat. Kedatangan warga itu yang didominasi para emak-emak, Senin (08/07/204).

Para emak-emak itu memasuki ruangan kantor desa dan terlihat para perangkat desa sedang asyik bermain bulutangkis, sehingga meja serta kursi sempat berserakan. Sementara kepala desa dan sekretaris tidak berada di tempat.

Salah seorang emak-emak, Yanihati Zagoto mengungkapkan, tujuan kedatangan mereka untuk mempertanyakan terkait penyaluran bantuan cadangan pangan (BCP) dari pemerintah pusat yang diduga tidak tepat sasaran. Di hadapan perangkat desa, warga sempat emosi karena kepala desa dinilai sengaja menghindar sehingga tidak masuk Kantor.

“Sebagai warga datang di sini dengan tujuan untuk memprotes data penerima BCP berupa beras 10 kilogram yang dibagikan kepada KPM yang diduga tidak tepat sasaran. Kami minta kepala desa untuk memberi penjelasan,” ungkapnya.

Ditegaskanya, sekira seminggu usai jadwal pembagian di kantor Desa Hilialawa dan ditemukan beras pangan itu telah digudangkan di rumah keluarga kepala desa. Namun, esok harinya tidak tahu kemana rimbanya beras itu.

Dari data KPM itu yang mereka kantongi, tercatat nama kepala desa, perangkat desa dan ada oknum guru ASN. Selain itu, ada warga yang sudah meninggal dunia serta warga yang berdomisili di luar daerah.

“Mungkin data yang sudah meninggal dunia dan yang ada di seberang itulah yang digudangkan kades. Sementara kami keluarga tidak mampu seperti para janda dan lansia tidak mendapatkan bantuan tersebut,” kata dia.

Yanihati mengakui, jika dicek datanya melalui online dan tercatat salah satu penerima dari pemerintah pusat tetapi pada pembagian di tingkat desa tidak menerima. Dia mempertanyakan, apakah sudah dialihkan.

Baca Juga  Dewan Pimpinan Cabang Pemuda Peduli Nias Sampaikan Keberatan, Pembangkit Listrik untuk Nias Dialihkan ke Sulawesi

“Kami menduga kepala desa sengaja melengserkan data dan mengutamakan pihak keluarganya serta pihak para pendukungnya pada saat pemilihan, ” kata dia.

Hal yang sama pun dialami seorang lansia, Fatimani Telaumbanua yang hidup bersama suaminya yang sudah mengalami stroke tidak mendapatkan bantuan beras tersebut. “Saya juga tidak mendapat jatah beras 10 kilogram. Padahal sangat butuh,” kata dia.

Perangkat desa merespon apa yang menjadi keluhan warga, namun tidak bisa menjelaskan secara detail karena pimpinan atau kepala desa sedang mengikuti pertemuan di Kantor Camat Bawolato.

“Kami tidak tahu tentang masalah itu karena data jumlah penerima KPM BCP itu tidak kami ketahui. Silahkan ditanya sama pimpinan,” kata Kasi Pemerintahan

Kepala Desa Hilihoru, Faonasokhi Telaumbanua saat dikonfirmasi melalui via telepon seluler menyebutkan, ketidakhadirnya saat kedatangan warga karena belum ada pemberitahuan sebelum dari warga kalau ingin datang.

“Karena tidak pemberitahuan, saya sudah turun ke lapangan untuk survei pematokan proyek dari TNI terkait normalisasi sungai,” sebutnya.

Faonasokhi memaparkan, terkait data penerima bantuan itu. Dia menyarankan warga untuk menanyakan di kantor pos dan alangkah baiknya langsung di Dinas Pertanian bukan di Dinas Sosial karena bantuan ini dari ketahanan pangan.

Selain itu, terkait beras yang bertumpuk di salah satu rumah warga itu dan dia mengaku beras pihak keluarganya karena pada saat pembagian bukan di Desa Hilihoru, tetapi di Desa Hilialawa. Sementara, tercatatnya nama kepala desa dan perangkat desa akan tetapi telah dialihkan kepada yang lain.

Baca Juga  Warga Desa Tuhegeo II Kobarkan Semangat dalam Perayaan HUT Kemerdekaan Indonesia ke-79

“Hanya data keluarga kita yang belum mengambil beras yang kita bawa di rumah. Kemudian, kalau nama kami ada, tapi tidak kami terima berasnya dan sudah kami alihkan,” kata dia.

Faonasokhi Telaumbanua menuturkan, masalah ini sebenarnya sudah beberapa kali dijelaskan, namun masyarakat tidak berterima dan ia memaklumi karena hak sebagai masyarakat untuk mempertanyakan.

Ia mengatakan, penerima bantuan itu ada 193 KPM dan nama penerima ada di kantor pos karena itu yang membagikan. Pemerintah desa tidak berwewenang membagikan karena takut akibat sudah beberapa kali dilaporkan.

“Sudah pernah Pak Camat memverikasi data, tetapi mereka tidak berterima. Jika ada nama mereka, saya siap tanggung beras itu. Apapun hukuman selalu siap menanggung. Ngapain saya cari masalah, ngapain ikat leher saya, ” pungkasnya. (YL)

Baca berita lainnya di Google News




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *