PADANG-Musibah tak ada yang tahu kapan datangnya. Manusia cuma berusaha dan berhati-hati agar selamat dan terjauh dari maha bahaya. Begitu pula dengan moda transportasi umum yang melewati jalan hingga ribuan kilometer. Apa yang akan terjadi dalam perjalanan, tak seorang pun yang tahu.
Moda transportasi darat kini jadi pilihan masyarakat, termasuk warga Sumbar. Masyarakat suka naik bus karena bisa sedikit tahu tentang negeri orang dan sekarang bus juga sangat baik dalam pelayanan maupun armada.
Kalau diamati lewat liputan para YouTuber, kecepatan bus-bus Sumbar akhir-akhir ini memang agak lain. Para kru bus seolah berpacu di lintasan. Ada keinginan untuk menjadi terdepan. Ingin punya rekor.
Sebaiknya, hal-hal itu dihindari. Saatnya manajemen mengutamakan keselamatan dan kenyamanan. Untuk apa bus melaju dengan cepat, sementara penumpang tak nyaman dalam perjalanan.
Rekor waktu tempuh juga sebaiknya dihindari. Bus merupakan moda transportasi umum, bukan mobil balap. Para pimpinan bus di Sumbar perlu menerapkan batasan kecepatan maksimal.
Dengan kecepatan yang dibatasi memungkinkan sopir untuk lebih safety saat ada situasi darurat. Namanya juga di jalan, beragam tingkah pengendara. Kalau berkendara dengan batas aman, sopir bisa mengendalikan laju kendaraan, sehingga terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan.
“Bus Sumbar hari ini memang sangat baik, tapi kalau kecepatan di lintasan memang agak melebihi batas,” kata Kasman, warga Padang yang baru saja pulang dari Jakarta dengan bus.
Dia menambahkan, para sopir kini ingin menjadi yang terdepan. Mobil dipacu secepat mungkin, bahkan terkadang ada sopir yang lupa kalau jalan itu milik Bersama. Ada hak-hak warga lain di jalan yang harus dihormati.
Memang, saatnya manajemen bus membuat batasan kecepatan maksimal bagi para kru Ketika berada di lintasan.
Mudah-mudahan ada yang mau mendengar saran tersebut. (*)