PADANG-Nurman, salah seorang perantau berangkat dari Jakarta ke Padang jelang Idul Adha lalu. Dia naik bus dan duduk tak jauh toilet.
Sejak dari Pulogebang hingga ke Pelabuhan Merak, Nurman nyaman-nyaman saja. Namun, situasi berubah setelah bus keluar kapal.
Sejak saat itu, penumpang silih berganti keluar dan masuk ke toilet. Nurman tak menghitung jumlah penumpang ke masuk dan keluar toilet. “Pokoknya, banyak,” kata Nurman.
Nurman menyebut, lama-lama keluar bau tak sedap dari ruangan toilet. “Seperti bau pipis orang habis makan jengkol,” kata dia.
Dikatakan Nurman, bau tak sedap itu ia laporkan ke kru bus tersebut. Pas saat di rest area di Tol Lampung-Palembang, kru bus membersihkan toilet tersebut dan menambah persediaan air.
“Kasihan pada kru bus yang harus susah payah bersihkan toilet,” kata Nurman.
Sebaiknya, kalau naik bus sebaiknya jangan konsumsi jengkol atau sejenisnya dua hari jelang keberangkatan, karena itu akan berpotensi menimbulkan bau tak sedap ketika toilet digunakan.
Memang bus sekarang bersekat di toilet, namun tak cukup untuk menghalangi bau tak sedap. Toilet bus harus dijaga kebersihannya, terutama oleh penumpang. Sebab, selama perjalanan, tempat itu jadi milik bersama. Makanya, harus bersama pula menjaga kebersihan agar perjalanan jadi nyaman. (*)
