NIAS-Mendekati waktu pemilihan presiden dan legislatif dianggap rawan praktik politik uang untuk mempengaruhi hak suara seseorang. Salah satu titik yang paling rawan adalah ketika masa tenang dan saat pencoblosan atau sering disebut serangan fajar.
Salah seorang milenial di Nias, Suhardin Harefa, Rabu (24/01/2024) menilai, apabila terjadi politik uang, maka merusak demokrasi dan berbahaya untuk membangun proses demokrasi yang bersih. Politik uang bisa merendahkan martabat rakyat.
“Para calon atau partai tertentu yang mengunakan politik uang dalam pemilu telah merendahkan martabat rakyat dengan disuap uang dan bahan makanan yang tidak sebanding dengan lima tahun masa jabatan yang berhasil mereka rebut dengan cara ini,” kata Suhardin yang juga merupakan calon anggota DPRD Kabupaten Nias nomor urut 1 Dapil I dari PSI.
Suhardin mengungkapkan, politik uang itu juga merupakan jebakan buat rakyat agar seseorang yang mengunakan politik uang untuk mencapai tujuannya sebenarnya sedang menyiapkan perangkap untuk rakyat. Rakyat dalam hal ini tidak diajak bersama-sama dalam hal melakukan perjuangan perubahan, tetapi diarahkan hanya untuk memenangkan calon semata.
“Kaderisasi partai politik akan mati total jika terjadi politik uang dalam pemilu. Sang calon tidak merasa terbeban kepada pemilih karena akan menganggap keberhasilannya sebagai sesuatu yang telah dibeli dari rakyat saat terjadi transaksi jual-beli suara,” kata dia.
Bukan hanya itu, kata Suhardin, politik uang juga akan berujung pada korupsi dan pekerjaan iblis atau setan mengelabui mata, hati nurani masyarakat sehingga menjadikan politik tidak suci lagi.
“Korupsi merupakan cara untuk mengembalikan kerugian yang terjadi saat kampanye. Sang calon nantinya tidak ragu melakukan penyelewengan uang negara,” kata dia.
Guna memerangi politik uang ini, Suhardin mengajak kelompok masyarakat selalu mengingatkan agar menggunakan hak pilihnya berdasarkan pemikiran atau rasional bukan menjadi pemilih tradisional yang bergantung ada atau tidak uang yang diberikan caleg.
“Kita berharap kepada masyarakat pemilih yang bijak dan cerdas serta mampu menentukan sosok wakil di parlemen yang bisa membawa perubahan untuk daerah. Masyarakat jangan takut untuk tidak memilih caleg yang sogok uang, ” kata dia. (YL)