JAKARTA-Tim nasional Indonesia menelan kekalahan 1-3 atas Irak di Piala Asia. Dengan hasil itu, sulit bagi pasukan Shin Tae-yong lolos dari fase grup.
Melihat performa tim nasional Indonesia, rasanya memang belum bisa untuk naik kelas. Kualitas tim nasional masih di level Asean, itu pun masih di bawah Vietnam dan Thailand.
Kurang apa Indonesia? Pelatih kelas dunia, Shin Tae-yong. Dulu disebut postur pemain tim nasional dianggap kurang tinggi, sekarang banyak pemain jangkung yang berasal dari Eropa.
Soal dukungan pemerintah jangan disebut. Pemerintah melalui Kemenpora selalu beri anggaran. Perhatian negara sudah maksimal.
Lalu, sebaiknya Indonesia benahi dulu kompetisi dalam negeri. Harus dibuat kompetisi yang benar-benar sehat dan ketat. Hanya dengan kompetisi berkualitas, maka pemain hebat akan lahir. Kompetisi adalah universitas bagi pemain bola.
Harus serius benahi kompetisi di dalam negeri. Tak ada cara lain. Butuh waktu panjang memang, tapi itu wajib dilakukan.
Protes
Timnas Indonesia melalui manajer tim, Endri Erawan melayangkan protes ke Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Hal ini terkait gol kedua Irak yang diciptakan Osama Rashid disahkan wasit Tantashev Ilgiz.
Pertandingan perdana kedua tim grup D tersebut berlangsung di Ahmad bin Ali Stadium, Al Rayyan, Senin (15/1)dan berakhir dengan kemenangan 3-1 untuk Irak.
Kontroversi terjadi saat Osama Rashid mencetak gol pada menit ke-45+7. Rekaman menunjukkan Mohanad Ali berada dalam posisi offside sebelum gol tersebut, namun setelah pemeriksaan VAR, gol tersebut tetap disahkan.
“Tentu kami kecewa. Setelah pertandingan kami resmi protes keras kepada AFC terkait disahkannya gol kedua Irak. Kami sudah resmi melayangkan formulir protes dan diserahkan langsung ke match commissioner seusai pertandingan,” kata Endri yang dikutip dari laman PSSI.
“Kami tahu protes ini tidak akan mengubah hasil pertandingan. Namun setidaknya untuk pertandingan-pertandingan di ajang Piala Asia 2023 ini para wasit/perangkat pertandingan bisa lebih baik lagi dalam mengambil keputusan,” tambah pria yang juga anggota Komite Eksekutif PSSI tersebut.
Sementara itu, Marselino Ferdinan juga kecewa dengan hasil ini, apalagi terkait disahkannya gol kedua tim Irak.
“Kami tidak beruntung di laga perdana ini. Seluruh pemain telah berjuang keras dan maksimal. Namun ada beberapa kontroversi dari wasit yang seharusnya tidak gol tapi jadi gol,” kata Marselino.
Pada pertandingan ini, Marselino Ferdinan menjadi pencetak gol satu-satunya Indonesia. Pemain asal klub KMSK Deinze Belgia tersebut mencetak gol pada menit ke-37. (*)