NIAS-Beberapa item pembangunan di komplek SMAN 2 Bawalato, Kabupaten Nias yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) pendidikan 2023 diduga pelaksanaannya tidak berpedoman dengan gambar dan RAB (rancangan anggaran biaya) sebagai tolak ukur standar penggunaan bahan materi bangunan agar berkwalitas dan bermutu.
Informasi yang diperoleh dari narasumber yang mengaku ikut bekerja dalam pembangunan itu, Kamis (4/1/2024) menyebutkan, diduga ada beberapa penyimpangan yang tidak sesuai RAB dan saat mengerjakan bangunan sekolah tersebut.
“Ada 17 paket pekerjaan pembangunan mulai dari pembangunan ruas Osis, ruang tata usaha, ruang kepala sekolah dan pembangunan ruang UKS serta diduga ada 13 item kegiatan lainnya sehingga jumlah anggaran mencapai Rp6 miliar,” ungkap sumber itu pada wartawan dan dia minta identitasnya dirahasiakan.
Dia menyayangkan pelaksanaan pekerjaan yang tak sesuai aturan. “Salah satunya termasuk pengurangan volume penimbunan lantai dari 30 cm menjadi 15 cm. Padahal di dalam RAB dijelaskan, timbunan tersebut harus 30 cm. Begitu juga dengan pengadaan baja ringan yang jelas–jelas di RAB disebutkan harus memakai merek TASO 0,75 tapi diduga yang dipasang merek DELI dan GM TRUSS 75,” kata dia.
Menurutnya, seharusnya pelaksanaan pekerjaan diawasi para satuan pendidikan penerima bantuan, sehingga potensi kecurangan bisa diantisipasi.
“Kita berharap kepada pihak yang berkompeten turun tangan guna memeriksa kembali hasil pekerjaannya dan menindak tegas untuk membongkar kembali apabila hal itu benar terjadi adanya dugaan penyimpangan,” kata dia.
Kepala SMAN 2 Bawalato, Septerlin Zebua saat dikonfirmasi melalui WhatsApp belum memberi respons hingga berita ini ditayangkan. (YL)
