opini  

Gerakan Girls Takeover Sebagai Aksi Kepemimpinan Perempuan di Indonesia

Ilustrasi
Ilustrasi

PADANG-Gerakan Girls Takeover yang digagas Yayasan Plan Indonesia sejak 2016, hadir sebagai perayaan Hari Anak Perempuan Internasional setiap 11 Oktober.

Program ini memberikan kesempatan istimewa bagi anak perempuan untuk mengambil peran sebagai pemimpin di berbagai sektor, mulai dari pemerintahan hingga dunia usaha dan organisasi non-profit, dalam satu hari penuh.

Tujuannya adalah untuk menyoroti kemampuan dan potensi anak perempuan dalam posisi kepemimpinan serta mengadvokasi hak-hak mereka.

Pada 2023, gerakan ini menjalin kolaborasi dengan PT MRT Jakarta dengan mengusung tema Power Up Diversity, Equity, and Inclusion. Kerja sama ini berfokus pada upaya memperkuat posisi perempuan dalam sektor STEM (science, technology, engineering, dan math) serta memastikan keamanan mereka di transportasi publik.

Melalui tema ini, Plan Indonesia menegaskan pentingnya kesetaraan kepemimpinan perempuan, khususnya di bidang yang sering kali didominasi laki-laki, dan menyoroti urgensi menciptakan ruang yang lebih inklusif serta aman bagi semua, terutama perempuan, dalam menggunakan transportasi umum.

Pada tahun ini untuk merayakan International Day of The Girl 2024, Plan Indonesia memperluas dampak gerakan ini dengan menggandeng dua mitra baru, yaitu Kedutaan Besar Kanada dan Young Health Program.

Baca Juga  Meningkatkan Partisipasi Politik Generasi Muda pada Pemilu 2024

Kolaborasi ini menunjukkan komitmen yang semakin kuat untuk membangun generasi pemimpin perempuan yang tangguh dan inklusif. Dengan dukungan dari dua mitra tersebut, Girls Takeover tahun ini akan lebih fokus pada penguatan kesetaraan gender, kesehatan, dan pemberdayaan anak perempuan dalam mengambil peran penting di masyarakat.

Inisiatif ini bukan hanya sekadar aksi simbolis, tetapi langkah nyata untuk membuka lebih banyak peluang bagi anak perempuan di Indonesia untuk berani bermimpi, memimpin, dan mengubah dunia.

Girls Takeover bukan sekadar sebuah acara seremonial. Ia merupakan gerakan revolusioner yang menentang norma-norma sosial yang telah mengakar dan membatasi peran perempuan dalam kepemimpinan.

Program ini menunjukkan dengan jelas, ketika anak-anak perempuan diberi kesempatan dan dukungan yang memadai, mereka dapat memimpin dengan penuh percaya diri dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perubahan sosial. Dengan menghubungkan inisiatif ini dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 5 tentang kesetaraan gender.

Melalui penguatan jaringan kerjasama dengan berbagai sektor dan organisasi menjadikan gerakan ini sebagai pendorong utama dalam menciptakan masa depan di mana kesetaraan gender bukan sekadar retorika, tetapi sebuah kenyataan yang bisa dirasakan oleh setiap anak perempuan di seluruh Indonesia.

Baca Juga  Isu LGBT dan Data HIV/AIDS Mencemaskan, Saatnya Bersama Membenahi Sawahlunto, Malu Kita!

Dengan fokus pada kesetaraan dalam kepemimpinan, program ini sejalan dengan upaya global untuk memastikan bahwa perempuan memiliki akses yang setara terhadap peluang di semua bidang, termasuk politik, ekonomi, dan pendidikan.

Kita tidak hanya perlu bermimpi tentang kesetaraan, tetapi juga berjuang bersama untuk merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan, menjadikan setiap anak perempuan sebagai agen perubahan dalam pencapaian SDGs dan masa depan yang lebih baik. (Putri Raudoh, Mahasiswa Ilmu Politik, Universitas Andalas)

Baca berita lainnya di Google News




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *