JAKARTA-Ruas tol yang menghubungkan Jambi dengan Palembang yang dikenal dengan Tol Bayung Lencir-Tempino segera rampung konstruksinya.
PT Hakaaston (HKA), anak perusahaan PT Hutama Karya yang bergerak di bidang penyediaan jasa layanan operasi (JLO) dan pemeliharaan jalan tol masih menjalankan peran utamanya dalam mendukung keberlanjutan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) tahap dua.
HKA mendapatkan amanah untuk menyuplai aspal dan mengerjakan proyek lapis perkerasan lentur (hotmix) pada struktur di atas slab beton untuk Tol Betung (SP. Kayu)-Tempino-Jambi, ruas Bayung Lencir-Tempino (Baleno) yang dimulai sejak April lalu dengan target penyelesaian bulan ini.
Direktur Operasi HKA Martin Nababan mengatakan, total volume dari pekerjaan hotmix di ruas Baleno mencapai 15.000 ton untuk mendukung pengaspalan sepanjang 15 kilometer ruas tol, pada seksi 3 dari total 4 seksi ruas Tol Baleno.
“Hotmix tersebut di suplai dari Unit Produksi Asphalt Mixing Plant (AMP) HKA di Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi,” ujar Martin.
Martin menambahkan, pekerjaan hotmix pada ruas jalan tol merupakan elemen yang sangat penting untuk memastikan ketahanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan. Oleh karena itu HKA memproduksi hotmix dengan kualitas hasil terbaik dan memenuhi standar.
“Pengaspalan yang kami lakukan meliputi pelapisan Lapisan Aspal Beton (Laston) Asphalt Concrete – Binder Course (AC-BC) dan Laston teratas Asphalt Concrete – Wearing Course (AC- WC). Kami memastikan kualitas hotmix dengan menggunakan Aspal PG 70 sesuai spesifikasi SNI yang dipilih, karena memiliki tingkat ketahanan terhadap cuaca, elastisitas dan durability (ketahanan)” tambahnya.
Saat ini, HKA bekerja dengan effisiensi maksimal untuk memenuhi target penyelesaian. Pengaspalan ruas Baleno menjadi tantangan tersendiri karena kualitas hotmix menggunakan aspal PG 70 tergantung terhadap suhu yang harus terjaga dan kontinuitas produksi.
“Tim HKA di lapangan terus mengoptimalkan pekerjaan agar pekerjaan tepat waktu dan sesuai spesifikasi layanan jalan bebas hambatan,” kata Martin Nababan. (*)