Daerah  

Perang Kamang, Pemerintah Kolonial Belanda Jalankan Belasting, Rakyat Agam Memberontak

Peristiwa bersejarah di Agam yang harus selalu dikenang.
Peristiwa bersejarah di Agam yang harus selalu dikenang.

AGAM–Masyarakat Kamang Magek, Kabupaten Agam peringati Perang Kamang ke-116 yang ditandai dengan upacara bendera di halaman kantor camat itu, Sabtu (15/6/2024).

Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Bupati Andri Warman. “Kita kembali memperingati suatu peristiwa yang penting dalam sejarah perjuangan bangsa, yaitu Perang Kamang yang terjadi pada 15 Juni 1908 atau 116 tahun silam,” ujar Andri Warman.

Upacara itu sekaligus memperingati Perang Manggopoh yang ke-116. Kedua perang ini, satu kesatuan perjuangan dan pergerakan masyarakat Agam dalam perlawanan kepada kolonial Hindia Belanda.

“Sederetan panjang perjuangan itu, mencatat 15 Juni 1908 terjadi sebuah peristiwa yang terukir dengan tinta emas dalam lembaran sejarah, khususnya Perang Kamang,” katanya.

Baca Juga  Siap-siap, Pemprov Sumbar Usul Kenaikan Pajak BBM Non Subsidi

Dikatakan, Perang Kamang miliki keistimewaan tersendiri. Pertama, bentuk ketidakpuasan masyarakat terhadap pemberlakukan belasting atau pajak dari pemerintah kolonial Belanda.

“Dari sekian banyak pergerakan menentang penjajahan di Indonesia, hanya dua perang yang dilatarbelakangi pemberlakukan belasting, masing-masing Perang Kamang dan Manggopoh,” terangnya.

Kedua, saat perjuangan bersenjata di pelosok nusantara berhasil dilumpuhkan kolonial Belanda, masyarakat Kamang dan sekitarnya yang dipimpin H Abdul Manan, Datuk T Rajo Pangulu dan Datuk Parpatiah Nan Sabatang tetap mengadakan perlawanan bersenjata.

Andri Warman berharap semangat kepahlawanan para pejuang Perang Kamang, agar dapat menjadi pendukung program pembangunan di segala sektor. (HR)

Baca berita lainnya di Google News




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *