PADANG–Kabupaten Solok sempat dilanda gempa besar pada Selasa, 6 Maret 2007. Gempa berpusat di Sumani yang mengakibatkan banyak rumah, jembatan, sekolah dan fasilitas umum lainnya yang mengalami kerusakan berat.
Ada kisah yang berkaitan dengan rel kereta api. Rel kereta api yang terbuat dari baja, bengkok gaga-gara gempa tersebut. Bisa dibayangkan betapa kuatnya gempa yang terjadi waktu itu.
Kejadian lebih kurang sekitar pukul 10.00. Waktu itu Kabupaten Solok dipimpin oleh Bupati Gusmal dengan Wakil Bupati Desra Ediwan. Saat gempa terjadi, sedang terjadi pelantikan pengurus PMI Kabupaten Solok di Arosuka.
Lantaran gempa, acara dibatalkan dan rombongan pemkab segera bertolak Sumani melihat daerah yang dilanda gempa sekaligus memberikan pertolongan pada korban.
Di Sumani, ada rel kereta yang bengkok akibat dahsyatnya gempa itu. Rel yang bengkok itu, merupakan jalur kereta dari Padang Panjang ke Sawahlunto. Dari Sumani lanjut ke Kota Solok, baru ke Sawahlunto.
Kini, rel yang bengkok itu telah normal Kembali setelah pihak KAI melakukan perbaikan. Namun, rel itu lama tak aktif. Namun, ada kabar gembira soal rel kereta api yang tak aktif itu.
Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi menyatakan, reaktivasi jalur kereta api di sejumlah wilayah telah masuk dalam agenda pemerintah provinsi.
“Jalur Padang-Padang Pariaman-Kayu Tanam yang sudah ada, termasuk Padang,” ujar Mahyeldi di Padang, Sabtu (4/5/2024).
Mahyeldi menuturkan, selain jalur tersebut, reaktivasi juga akan dilakukan pada jalur Padang Panjang-Sawahlunto, Padang Panjang-Bukittinggi dan Bukittinggi-Payakumbuh.
Koordinasi intensif dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan terus dilakukan.
“Kita sudah berkoordinasi dengan Dirjen Perkeretaapian. Kita sedang mencari lokomotif yang sesuai dengan jalur rel di Sumbar. Kemungkinan lokomotifnya ada di Swiss,” ungkap Mahyeldi.
Di Padang, kereta api difokuskan sebagai angkutan publik. “Hal ini (reaktivasi) sudah kita tuangkan dalam RPJ 2025 Sumatera Barat,” kata Mahyeldi.
Reaktivasi jalur kereta api di lintas Padang-Bukittinggi tidak hanya akan meningkatkan sektor transportasi, tetapi juga membangkitkan kembali nostalgia masa lampau dan membuka peluang baru bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. (*)