PADANG-Hingga Jumat (8/3/2024), hujan belum juga berhenti di Padang. Sejumlah kawasan tergenang dan belum ada hujan akan reda.
Akibat banjir, banyak warga yang tak bisa menyelamatkan perabotan rumah tangga. Bahkan, ada perumahan yang genangan air nyaris sampai ke loteng.
Banyak pula kendaraan yang rusak setelah seharian terendam banjir.
Bukan cuma itu, pesawat pemain PSBS Biak yang sedianya mendarat di Bandara Internasional Minangkabau, tak jadi mendarat, Kamis (7/3/2025). Pesawat kembali ke Bandara Soekarno-Hatta menunggu cuaca membaik di Padang.
Sedianya, pada Sabtu (9/3/2024), PSBS Biak akan menantang Semen Padang FC di Stadion Agus Salim.
Warga mengungsi
Akibat hujan sejak Kamis sore hingga malam, sejumlah wilayah di Padang dikepung banjir. Salah satu daerah yang dilanda banjir adalah Kampung Durian, Kelurahan Parak Gadang Timur, Kecamatan Padang Timur. Warga di sana mengungsi ke masjid.
Sekitar pukul 22.40, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah beserta jajaran datang ke Masjid Al-Ihsan untuk menjenguk warga yang mengungsi itu. Dalam dialog dengan warga, gubernur mengingatkan kepada seluruh masyarakat di Sumbar yang saat ini wilayahnya masih diguyur hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama, agar tetap waspada terhadap ancaman bencana.
“Kami mengimbau warga Sumbar tetap waspada akan potensi bencana karena hingga Jumat dinihari ini hujan masih belum berhenti,” kata Mahyeldi yang dikutip dari keterangan pers Biro Adpim Setdaprov Sumbar.
Ketua RT 03 RW 006 Kelurahan Parak Gadang Timur, Kota Padang, Foza Aulia Sari mengatakan sekitar seratusan warganya telah dievakuasi ke Masjid Al-Ihsan akibat banjir yang menggenangi daerahnya sejak Kamis (7/3/2024) siang.
“Ada sekitar seratusan orang yang mengungsi di Masjid Al-Ihsan karena rumahnya terendam banjir,” kata Ketua RT 03 RW 006 Kelurahan Parak Gadang Timur.
Foza mengatakan sebagian besar dari pengungsi di masjid tersebut adalah anak-anak, perempuan dan lanjut usia (lansia).
Salah seorang warga terdampak banjir, Zulnaidi, mengatakan dirinya bersama anak dan istri terpaksa mengungsi karena rumahnya digenangi banjir.
“Karena hujan tak kunjung berhenti, air menggenang cukup cepat di pekarangannya dan langsung masuk ke rumah, ketinggiannya hampir dua meter. Akhirnya saya memilih langsung mengevakuasi anak dan isteri,” katanya.
Diceritakan, tidak ada barang-barang, dokumen, bahkan pakaian yang sempat diselamatkan, saat keluar dari rumah demi keselamatan diri dan keluarga.
“Tidak ada yang sempat dibawa dari rumah, bahkan baju yang saya pakai saja adalah bantuan dari warga lain,” jelasnya.
Ia menerangkan, air yang merendam rumah warga akibat luapan sungai dan ketinggiannya bervariasi, bahkan ada rumah warga yang hanya terlihat bagian atapnya saja karena bagian rumah sudah terendam.
Berdasarkan laporan diketahui ada empat RT di kawasan setempat yang terdampak oleh banjir, khususnya yang berada di pinggiran sungai. (*)