Daerah  

Pemerintah Kabupaten Kuansing Tak Becus Urus Gedung SD, Ini Buktinya

Gedung SD di Kuansing yang jauh dari kata layak.
Gedung SD di Kuansing yang jauh dari kata layak.

KUANSING-Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi seperti rancak di labuah. Di permukaan semua seperti baik-baik dan bagus-bagus saja. Ternyata, semua itu hanya tampilan.

Sebuah penampilan semu yang indah dipandang mata, namun tak demikian jkik dikulik lebih dalam.

Buktinya, mengurus gedung SD saja tak bisa. Pasti dalihnya anggaran tak tersedia. Alasan klise, basi.

Pendidikan adalah kebutuhan dasar bagi setiap individu. Aspek kebutuhan pendidikan akan kondisi infrastruktur menjadi salah satu elemen penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang optimal.

Ketersediaan infrastruktur pendidikan yang memadai sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran, produktivitas siswa dan kemampuan guru untuk mengajar dengan efektif.

Pembangunan sarana prasarana pendidikan harus menjadi prioritas negara. Hal itu diharapkan seluruh masyarakat di berbagai daerah, termasuk di Desa Sungai Besar, Pucuk Rantau, Kuansing, Riau.

Namun, harapan ini masih sebatas harapan, masih ada ditemukan kondisi sarana pendidikan dengan fasilitas tidak layak bagi para siswa dan guru di Dusun IV Desa Sungai Besar.

Baca Juga  Jalan Antar Desa di Kuansing Rusak Parah, Mirip Kubangan Kerbau

Pantauan awak media di lapangan, kondisi sangat memprihatinkan terlihat jelas pada beberapa atap yang bocor di SD 014 Desa Sungai Besar. Bangunan sekolah yang terbuat dari papan itu jauh dari kata layak.

Kepala Dusun IV, Dedi Hamdani mengatakan, akibat atap ruang kelas yang bocor, jika hujan turun proses belajar mengajar terpaksa harus tetap dilaksanakan meskipun ruangan kelas basah.

Hal ini tentu membuat ketidaknyamanan para siswa dan guru saat melakukan proses belajar mengajar diruangan kelas. Tidak hanya itu, kondisi toiletnya pun rusak parah tidak memenuhi standar sanitasi.

“Kalau hujan atap, dan bahkan dinding sekolah pun ada yang bocor. Mau bagaimana lagi, meskipun ruangan basah proses belajar mengajar tetap dilakukan,” kata Dedi, Kamis (10/4/2025).

Sekolah yang terletak sekitar 115 kilometer dari Teluk Kuantan ini memiliki 170 siswa dan empat tenaga pengajar. Sekolah yang dibangun secara swadaya ini berdiri sejak sekitar belasan tahun lalu.

Dedi mengaku, swadaya masyarakat semampunya untuk mendukung pembangunan sekolah seadanya menjadi semangat untuk siswanya dan guru menjalankan aktivitas belajar mengajar.

Baca Juga  Perawatan Jalan dan Jembatan, Bidang Bina Marga Dinas PUPR Kuansing Sediakan Rp6 Miliar

Sebelumnya Pemkab Kuansing pernah turun langsung meninjau ke lokasi dengan harapan dibangunnya sarana prasarana pendidikan yang layak, namun hingga kini belum juga ada tindak lanjut.

“Tentunya sangat diharapkan campur tangan pemerintah. Kendati bangunan sekolah jauh dari kata layak, tapi semangat guru mengajar dan semangat belajar siswa tidak pernah padam,” ujar Dedi. (*)

Baca berita lainnya di Google News




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *