SURABAYA-Di usia muda, Deyana Prastika Putri bersama rekanya sudah membuktikan tekad dan kerja keras mampu menembus batas dunia.
Alumni Universitas Telkom Bandung ini berhasil menjadi eksportir muda yang mengubah limbah kelapa, khususnya cocopeat, menjadi ladang cuan dengan nilai ratusan juta rupiah per kontainer.
Produk cocopeat hasil olahannya kini melanglang ke berbagai belahan dunia, mengharumkan nama Indonesia di kancah perdagangan internasional.
Sejak masa kuliah, Deyana sudah fokus mendalami ilmu ekspor. Bagi gadis keturunan Tionghoa-Indonesia ini, perempuan harus mampu berdiri di atas kakinya sendiri.
Prinsip kemandirian itu yang terus menuntunnya melewati berbagai tantangan dalam dunia ekspor yang keras dan penuh persaingan.
Dalam perjalanan kariernya, Deyana tidak ragu berbagi semangat dengan generasi muda.
“Kamu nggak dituntut untuk langsung berhasil. Tapi kalau nggak mulai sekarang, kapan? Setiap kontainer yang berangkat itu adalah bukti nyata dari kerja keras dan tekad yang tidak pernah kenal lelah. Kalau aku bisa, kamu juga pasti bisa! Asal ada kemauan, Tuhan pasti bantu,” pesan Deayana, penuh semangat.
Lewat kegigihannya, Deayana membuktikan produk lokal Indonesia, bahkan yang berasal dari limbah sekalipun, bisa menjadi komoditas berkelas dunia.
Cocopeat yang awalnya hanya dianggap limbah kelapa kini menjadi produk ekspor yang banyak dibutuhkan untuk industri pertanian internasional, media tanam, hingga rekayasa lingkungan di berbagai negara.
Tak hanya untuk dirinya, Deyana bermimpi lebih besar: ingin lebih banyak anak muda Indonesia terjun ke dunia ekspor, menggerakkan ekonomi nasional, dan menghasilkan devisa untuk negeri.
Ia percaya, dengan ketekunan dan keberanian untuk memulai, siapa pun bisa menembus pasar dunia.
Deyana Prastika hari ini bukan hanya seorang eksportir muda sukses, tapi juga simbol semangat baru anak muda Indonesia: kreatif, mandiri, dan berani menembus batas! (IZ)
