PADANG PARIAMAN-Nagari III Koto Aur Malintang Timur terletak di Kecamatan IV Koto Aur Malintang, Kabupaten Padang Pariaman. Nagari ini dapat diakses melalui jalur darat dari Kota Padang dengan perjalanan sekitar 2–3 jam.
Nagari III Koto Aur Malintang Timur menawarkan pesona alam yang memukau dan budaya yang kaya. Nagari III Koto Aur Malintang Timur ini memiliki empat korong, Durian Jantung, Kampung Sudut, Padang Polongan dan Kampung Tangah.
Salah satu daya tarik utama di kawasan ini adalah keindahan alamnya yang masih asri. Nagari ini dikelilingi oleh perbukitan hijau yang memberikan pemandangan indah dan udara yang sejuk, persawahan dan aliran sungai yang jernih. Lantran negerinya indah, mahasiswa KKN betah di sana.
Nagari Nagari III Koto Aur Malintang Timur ini menawarkan hamparan sawah hijau yang tersusun dalam pola terasering, menciptakan pemandangan yang sangat indah, terutama saat musim tanam atau panen. Sawah-sawah ini tidak hanya menjadi sumber penghidupan utama bagi masyarakat, tetapi juga menjadi objek wisata yang menarik bagi para fotografer dan wisatawan yang ingin menikmati suasana pedesaan yang asri.
Salah satu ikon wisata di daerah ini adalah Bukik Bulek, sebuah bukit yang menawarkan panorama indah dari ketinggian. Para wisatawan dapat mendaki ke puncaknya untuk menikmati pemandangan matahari terbit atau terbenam yang luar biasa. Bukik Bulek juga menjadi tempat favorit bagi para pecinta fotografi dan pendaki pemula karena jalur pendakiannya yang tidak terlalu sulit tetapi tetap memberikan pengalaman yang berkesan.
Salah satu daya tarik unik di Nagari III Koto Aur Malintang Timur adalah tradisi ikan larangan. Tradisi ini adalah bentuk kearifan lokal yang bertujuan melestarikan populasi ikan di sungai. Warga sekitar memiliki aturan ketat tentang kapan ikan boleh ditangkap, yang menjadikan ekosistem sungai tetap terjaga.
Saat musim panen ikan tiba, suasana nagari menjadi lebih meriah dengan berbagai kegiatan adat dan tradisi yang melibatkan seluruh masyarakat. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menyaksikan dan berpartisipasi dalam kebudayaan setempat. (Friska Aulia Putri dan Siti Aulia Putri)