SERGAI-Mulyadi Ginting (46), warga Dusun II Desa Bagan Kuala, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara yang kesehariannya bekerja sebagai pencari kepiting bakau bersyukur lantaran perangkap tangkul miliknya yang dipasang di pinggir anak sungai hampir semua berisi.
Mulyadi kepada wartawan Kamis (30/1/2025) mengatakan, ia memasang perangkap tangkul ada 50 jebakan. Dia memasang tangkul saat air laut pasang sekitar pukul 14.00.
Dia memulai membuka perangkap sekitar pukul 15.00. “Alhamdulillah, hari ini lumayan dapat ada sekitar tiga kiloan, yang dimana harga kepiting bakau jika ukuran jumbo sekitar Rp380 ribu per kilogram.
Artinya, kalau dia dapat kepiting jumbo, makanya jumbo pula uang yang bisa dibawa pulang.
Dikutip dari Pertanianku, kepiting bakau adalah salah satu jenis kepiting dalam komoditas perairan yang cukup menjanjikan. Maka dari itu, banyak orang melakukan budi daya kepiting ini.
Nama ilmiah dari kepiting bakau adalah scylla serrata. Seiring perkembangannya, ditemukan fakta kepiting bakau terdiri dari empat spesies.
Empat spesies tersebut adalah scylla olivacea, scylla paramomasain, scylla serrata dan scylla tranquebarica. Dalam bahasa Inggris, kepiting bakau dikenal dengan nama mangrove crab, mud crab, atau Indo-Pasific swamp crab.
Kepiting bakau biasanya hidup di daerah rawa bakau, perairan payau yang merupakan campuran air laut dan tawar. Banyak orang menyebut hewan ini sebagai kepiting lumpur.
“Namun hari ini kepiting yang ia dapat harganya sekitar Rp200 ribuan saja sambil menunjukkan kepiting yang ia dapat, lantaran kepiting bakau yang ia dapat tidak semuanya berukuran jumbo,” ucap Mulyadi yang memiliki dua anak ini dengan senang. (ML.hrp)