Sebagai mahasiswa, kehidupan sehari-hari penuh kesibukan dari kuliah hingga tugas yang harus dikerjakan larut malam. Dalam kesibukan ini, sering kali mahasiswa lupa untuk minum air putih.
Kebutuhan cairan setiap orang berbeda, rata-rata sekitar 2. 500 cc per hari, tergantung aktivitas, usia, dan suhu tubuh. Ibu hamil memerlukan lebih banyak cairan, dan pasien gagal ginjal harus memperhatikan pengasupan cairan sesuai dengan kondisi mereka.
Air putih sangat penting untuk kesehatan, namun mahasiswa kadang lebih memilih kopi atau minuman manis yang dianggap memberi energi instan. Ini bisa mengganggu kesehatan dan produktivitas. Kesibukan dan kurangnya kesadaran akan pentingnya hidrasi membuat mahasiswa sering melupakan kebutuhan akan air. Rasa haus merupakan tanda awal dehidrasi, dan sebaiknya tidak diabaikan.
Selama kuliah, saya mengalami dehidrasi beberapa kali. Saat dehidrasi, tubuh saya lemas, tenggorokan kering, kepala pusing, dan saya pernah pingsan. Cuaca saat itu sangat panas dan saya sudah merasa tidak enak badan serta sangat haus, tetapi tidak langsung minum. Setelah kejadian ini, saya menyadari pentingnya minum air putih, terutama bagi mahasiswa yang sibuk.
Mengatasi lupa minum air putih memerlukan usaha, terutama bagi mahasiswa dengan rutinitas padat. Namun, ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan:
Dampak Kurang Minum Air pada Mahasiswa adalah:
- Menurunnya Konsentrasi dan Produktivitas. Air penting untuk fungsi otak. Dehidrasi dapat mengurangi konsentrasi, kemampuan berpikir, dan daya ingat, yang mengganggu performa akademik.
- Lelah Berlebihan. Kurangnya cairan membuat sirkulasi darah tidak efisien, sehingga mahasiswa cepat merasa lelah.
- Gangguan Pencernaan. Dehidrasi dapat menyebabkan konstipasi dan masalah pencernaan lain, yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan produktivitas.
- Gangguan Emosi dan Stres. Kekurangan air bisa merusak suasana hati dan meningkatkan kecemasan.
- Risiko Jangka Panjang. Kebiasaan kurang minum dapat menyebabkan masalah
kesehatan seperti batu ginjal dan infeksi.
Penting untuk menanamkan kesadaran tentang kebutuhan hidrasi sejak dini, karena kurangnya perhatian sering disebabkan oleh kurangnya edukasi. Kampus dan organisasi mahasiswa bisa meningkatkan kesadaran ini dengan kampanye tentang pentingnya minum air, menyediakan dispenser air, atau memberi insentif untuk membawa botol minum sendiri.
Mahasiswa juga harus menyadari bahwa kesehatan bukanlah tugas yang bisa ditunda. Minum air putih sangat penting untuk kesehatan dan produktivitas akademik. Jangan biarkan lupa minum air menghalangi kesuksesan. (Yusi Sepriani, mahasiswa jurusan Ilmu Sejarah Universitas Andalas)