opini  

Pengaruh Pemberian Sagu terhadap Produktivitas Sapi Potong

Peternakan sapi
Peternakan sapi

Sagu, yang merupakan salah satu sumber karbohidrat utama dari tanaman sagu (Metroxylon sagu), memiliki potensi besar sebagai pakan alternatif untuk ternak, termasuk sapi potong.

Ketersediaannya yang melimpah di daerah tropis seperti Indonesia menjadikan sagu sebagai pilihan ekonomis untuk meningkatkan produktivitas ternak. Namun, efektivitas penggunaan sagu sebagai pakan sapi potong masih memerlukan perhatian terhadap proporsi dan cara pemberian yang tepat agar hasilnya optimal.

Kandungan Gizi Sagu

Sagu memiliki kandungan energi yang tinggi karena didominasi oleh karbohidrat dalam bentuk pati. Kandungan karbohidrat ini sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan energi sapi potong, terutama pada masa penggemukan. Namun, sagu relatif rendah kandungan protein, serat, dan mikronutrien lainnya. Oleh karena itu, jika sagu diberikan sebagai pakan utama, perlu adanya campuran dengan bahan pakan lain yang kaya protein, seperti dedak padi, bungkil kedelai, atau daun hijauan.

Pengaruh Pemberian Sagu terhadap Produktivitas

Penelitian menunjukkan bahwa pemberian sagu sebagai bagian dari ransum pakan sapi potong dapat meningkatkan pertambahan bobot badan harian (PBBH) jika diberikan dalam jumlah yang sesuai. Karbohidrat dalam sagu mendukung proses fermentasi di rumen, menghasilkan asam lemak volatil (VFA) yang menjadi sumber energi utama bagi ternak. Dengan energi yang cukup, sapi potong dapat memaksimalkan pertumbuhan otot dan penimbunan lemak, yang berkontribusi pada peningkatan bobot tubuh.

Namun, pemberian sagu yang berlebihan atau tanpa pengolahan yang tepat dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti asidosis rumen. Hal ini disebabkan oleh fermentasi pati yang terlalu cepat, sehingga meningkatkan produksi asam di rumen. Oleh karena itu, sagu sebaiknya diberikan dalam bentuk tepung sagu yang sudah difermentasi atau dicampur dengan bahan pakan berserat untuk menyeimbangkan pencernaan.

Baca Juga  Sapi Liar Mengganggu Pesona Pesisir Selatan, Apa Solusi yang Perlu Diberikan?

Keunggulan dan Tantangan Penggunaan Sagu

Keunggulan utama pemberian sagu sebagai pakan adalah harganya yang terjangkau dan ketersediaannya yang melimpah di wilayah-wilayah penghasil sagu. Sagu juga memiliki daya simpan yang lama, sehingga dapat diolah menjadi pakan cadangan.

Namun, rendahnya kandungan protein dan serat menjadi tantangan utama dalam penggunaannya. Selain itu, diperlukan pengolahan khusus, seperti fermentasi atau pengukusan, untuk meningkatkan nilai cerna dan mengurangi risiko gangguan pencernaan.

Strategi Pemberian Sagu pada Sapi Potong

Untuk memaksimalkan produktivitas sapi potong, sagu sebaiknya diberikan sebagai bagian dari ransum campuran. Proporsi sagu dalam ransum idealnya tidak lebih dari 30–40% dari total pakan konsentrat, sementara sisanya terdiri dari sumber protein, vitamin, dan mineral. Selain itu, pemberian hijauan tetap diperlukan untuk menjaga fungsi rumen dan mencegah gangguan pencernaan.

Sagu juga dapat diolah terlebih dahulu melalui proses fermentasi dengan mikroba tertentu untuk meningkatkan kandungan proteinnya. Fermentasi sagu dengan menggunakan ragi atau bakteri penghasil protein dapat menghasilkan pakan dengan nilai gizi yang lebih seimbang, sehingga cocok untuk mendukung penggemukan sapi potong.

Perlakuan dan Biaya

Cara Perlakuan Sagu

  1. Pengolahan Awal:
  • Bersihkan sagu dari kotoran.
  • Keringkan untuk mencegah pertumbuhan jamur.
  1. Fermentasi Sagu:
  • Campurkan sagu dengan air hingga mencapai kelembapan 40%.
  • Tambahkan ragi tempe atau mikroba fermentasi (Lactobacillus).
  • Aduk hingga merata, lalu simpan dalam wadah tertutup selama 3–5 hari.
  • Setelah fermentasi selesai, keringkan kembali untuk memperpanjang daya simpan.
  1. Pencampuran:

Campurkan sagu dengan bahan lain, seperti dedak padi atau bungkil kedelai, untuk melengkapi kebutuhan nutrisi sapi.

  1. Pemberian Bertahap:

Mulailah pemberian dengan porsi kecil, sekitar 10% dari total pakan, dan tingkatkan secara bertahap hingga mencapai proporsi maksimal.

Baca Juga  Fenomena Judi Online: Antara Ancaman dan Tantangan Sosial

Biaya yang Dikeluarkan

  1. Harga Sagu Mentah:

Harga tepung sagu berkisar Rp3.000–Rp5.000 per kilogram. Untuk satu ekor sapi, kebutuhan sagu sekitar 1–2 kg per hari. Biaya bulanan sagu: Rp90.000–Rp300.000 per sapi.

  1. Biaya Fermentasi:
  • Ragi tempe atau mikroba fermentasi: Rp50.000 per paket untuk 100 kg sagu.
  • Biaya tenaga kerja dan air: Rp20.000–Rp50.000 per proses fermentasi.
  1. Bahan Pakan Tambahan:
  • Dedak padi: Rp3.000–Rp4.000 per kilogram.
  • Bungkil kedelai: Rp8.000–Rp10.000 per kilogram.
  • Hijauan: gratis jika memiliki lahan sendiri, atau sekitar Rp1.000–Rp2.000 per kilogram jika membeli.

Total Biaya Pakan

Total biaya pakan untuk satu ekor sapi potong, termasuk sagu, dedak, bungkil, dan hijauan, berkisar Rp500.000–Rp700.000 per bulan, tergantung harga lokal dan proporsi bahan pakan.

Kesimpulan

Pemberian sagu sebagai pakan sapi potong dapat meningkatkan produktivitas ternak jika dikelola dengan tepat. Dengan biaya yang relatif rendah dan ketersediaan melimpah, sagu menjadi alternatif pakan yang ekonomis. Perlakuan fermentasi dan pencampuran dengan bahan lain sangat penting untuk memastikan pakan bernutrisi seimbang dan aman bagi sapi. Melalui strategi ini, peternak dapat memanfaatkan sagu untuk meningkatkan keuntungan dari usaha peternakan sapi potong. (Harfi Adilah Putra, Mahasiswa Jurusan Peternakan, Universitas Andalas)

Baca berita lainnya di Google News




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *