Faktor sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat, seperti pada daerah lain di Indonesia.
Pendidikan berperan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Di Sumatera Barat, tingkat pendidikan yang baik membantu menciptakan tenaga kerja yang lebih terampil dan produktif, yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
Sumatera Barat dikenal dengan budaya Minangkabau yang kuat. Budaya ini menekankan nilai gotong royong, semangat merantau, dan kewirausahaan. Nilai-nilai ini mendorong masyarakat untuk berusaha keras dan mandiri secara ekonomi, sehingga banyak orang Minang yang sukses dalam bisnis, baik di dalam maupun di luar Sumatera Barat. Budaya merantau juga berperan dalam mengirim remitansi (uang kiriman) ke daerah asal yang dapat mendorong aktivitas ekonomi lokal.
Kesenjangan sosial yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Jika kesenjangan antara kelompok ekonomi yang kaya dan miskin besar, maka akan muncul ketidakstabilan sosial yang bisa mengganggu iklim investasi dan pembangunan. Di Sumatera Barat, upaya untuk mengurangi kesenjangan sosial sangat penting bagi stabilitas ekonomi.
Di Sumatera Barat, perempuan memainkan peran besar dalam ekonomi, terutama dalam sektor perdagangan, yang sejalan dengan adat matrilineal di sana. Peningkatan partisipasi perempuan dalam kegiatan ekonomi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dengan memperluas basis tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan rumah tangga.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, tradisi merantau Minangkabau memungkinkan migrasi penduduk untuk bekerja di luar daerah atau bahkan di luar negeri. Remitansi yang dikirim oleh para perantau ini menjadi salah satu sumber pendapatan bagi keluarga di Sumatera Barat dan membantu meningkatkan konsumsi domestik serta investasi di sektor-sektor lokal.
Struktur sosial keluarga dan komunitas yang kuat juga memainkan peran dalam pertumbuhan ekonomi. Gotong royong dan dukungan komunitas dapat membantu memperkuat jaringan ekonomi informal, mendukung usaha kecil dan menengah, serta mendorong solidaritas ekonomi di tingkat lokal.
Faktor-faktor sosial ini berinteraksi dengan kebijakan pemerintah dan dinamika pasar, serta dapat mempercepat atau menghambat pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat, tergantung bagaimana mereka dikelola dan dimanfaatkan. (Deby Anggela Putri, Mahasiswa Ilmu sejarah, Universitas Andalas).