Daerah  

Hari Jadi Penuh Makna, Bukittinggi Miliki Peran Penting dalam Perjalanan Sejarah Indonesia

Ketua DPRD Syaiful Efendi bersama wakil ketua, Wali Kota Erman Safar, Wakil Wali Kota Marfendi dan anggota DPRD dan Forkopimda Bukittinggi.
Ketua DPRD Syaiful Efendi bersama wakil ketua, Wali Kota Erman Safar, Wakil Wali Kota Marfendi dan anggota DPRD dan Forkopimda Bukittinggi.

BUKITTINGGI-Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bukittinggi adakan rapat paripurna memperingati Hari Jadi Kota (HJK) Bukittinggi ke-240, Minggu (22/12/2024). Rapat paripurna dilaksanakan di Balai Sidang Hatta-Hotel Monopoli.

Ketua DPRD Syaiful Efendi membuka rapat paripurna itu didampingi Wakil Ketua Beny Yusrial dan Zulhamdi Nova Candra.

Ia mengatakan, pilihan niniak mamak untuk membentuk suatu komunitas pada sebuah dataran tinggi di Luhak Agam dan kemudian mendirikan Nagari Kurai adalah awal dari keberadaan sebuah kota yang kini dikenal dengan nama Bukittinggi.

Dikatakan, pilihan tersebut merupakan suatu yang tepat dan tidak heran bila negara penjajah Belanda dan Jepang menjadikan kota ini sebagai salah satu pusat utama dalam pengelolaan pemerintahan dan militernya.

Selanjutnya, pada masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, Bukittinggi pernah dijadikan Ibukota Kedua Republik Indonesia setelah Yogyakarta, Bukittinggi sebagai Ibukota Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), Ibukota Provinsi Sumatera Tengah dan pernah pula menyandang status sebagai ibukota Sumatera Barat sebelum dipindahkan ke Padang dan terakhir sebagai Ibukota Kabupaten Agam sebelum dipindahkan ke Lubuk Basung.

Ketua Karapatan Adat Nagari Kurai, H. A Datuak Sati sebagai salah seorang tokoh masyarakat menyebutkan, sebagai masyarakat Bukittinggi, dia bersyukur dengan menjadikan hari kelahiran kota ini sebagai sebuah inspirasi dan motivasi untuk mengisi kembali setiap detik perjuangan kehidupan melalui karya dan prestasi.

“Kita bingkai catatan kerja-kerja produktif demi meraih cita-cita dan harapan masa depan yang lebih baik. Sebagai generasi penerus, mari kita sejarah sebagai sebuah untaian peristiwa penuh makna dan hikmah. Dari sejarah kehidupan pemerintahan dan pembangunan Bukittinggi selama ini kita dapat memetik pembelajaran,” terang Datuak Sati

Wali Kota Erman Safar mengatakan, penetapan Hari Jadi Kota (HJK) Bukittinggi didasari Surat Keputusan Nomor 10/SK-II/DPRD/1998 di 15 Desember 1988. Lalu, Wali Kota Bukittinggi membuat surat keputusan bernomor 188.45-177-1988 tertanggal 17 Desember 1988, selanjutnya ditetapkan 22 Desember 1784 sebagai Hari Jadi Kota Bukittinggi.

Pada waktu itu, Bukittinggi yang berada di Nagari Kurai merupakan salah satu dari 40 nagari di Kabupaten Agam Inti yang telah menjadi pusat ekonomi. “Kita patut berbangga karena Bukittinggi telah mengalami perkembangan yang pesat dan menjadi salah satu kota penting yang tidak hanya di Sumatera Barat bahkan Indonesia. Bukittinggi telah mampu mensejajarkan dirinya dengan kota lain di Indonesia,” tutur Erman Safar

Bukittinggi tumbuh konsisten pada tiga besar terbaik kabupaten/kota di Sumatera Barat pada tiga tahun terakhir dan selalu berada di atas pertumbuhan ekonomi provinsi.

Gubernur Mahyeldi dalam sambutannya yang dibacakan Plt Asisten 1 Setdaprov, Irwan. “Saya sangat mengapresiasi program pembangunan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bukittinggi dalam memberikan wajah, warna dan estetika,” kata Gubernur Mahyeldi.

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yakin Pemerintah Kota Bukittinggi telah berupaya memberikan yang terbaik di tengah keterbatasan anggaran. Tentu, dengan dukungan yang baik dari DPRD, orkopimda dan seluruh masyarakat. (*)



Kunjungi Kami di Google News:

google news
Exit mobile version