Daerah  

Banyak Perusahaan Tinggalkan Bus Kaca Geser, Medan Jaya Malah Tambah Tiga Armada Non AC

Bus baru Medan Jaya dengan kelas non AC atau yang akrab dengan sebutan kaca geser. (Instagram @firman_300409)
Bus baru Medan Jaya dengan kelas non AC atau yang akrab dengan sebutan kaca geser. (Instagram @firman_300409)

JAKARTA-Banyak perusahaan yang sudah meninggalkan armada dengan kaca geser atau ekonomi non AC. Beda dengan Medan Jaya yang malah menambah tiga armada baru bus non AC.

Medan Jaya merupakan perusahaan bus legendaris di Sumatera Utara. Bus baru Medan Jaya itu merupakan rakitan Karoseri Tentrem. Bus baru tersebut tampil gahar dan modern dengan balutan bodi Avante H.

Bus baru akan itu difungsikan untuk AKAP. Lantaran tidak menggunakan AC, kaca penumpang di sisi kanan dan kiri menggunakan bukaan model geser.

Sama dengan bus lain di Sumatera Utara, bus baru Medan Jaya itu gunakan tameng sebagai pelindung dari kemungkinan terjadinya lemparan kaca.

Pada era 1990-an, hampir semua bus mengoperasikan armada non AC di lintasan Padang-Jakarta. Kombinasi seatnya 2-3. Dalam satu perjalanan bisa 50 lebih penumpang sekali jalan. Bus itu identik dengan kaca geser alias mobil yang jendelanya bisa dibuka, sehingga angin bisa masuk dengan leluasa.

Selain seat 2-3, di lorong kabin bus ada pula bangku tempel. Pokoknya, penumpang rame. Kalau musim mudik lebaran, jangan disebut lagi. Penumpang banyak dan bus sesak.

Bus dengan kaca geser telah tergeser dengan perkembangan zaman. Sekarang bus Padang-Jakarta semua menggunakan AC. Banyak pula kelas yang ditawarkan ke penumpang.

Bus yang mengoperasikan bus layanan non AC pada era 1990-an adalah Gumarang Jaya, Lubuk Basung Jaya, NPM, ANS dan Transport. Bus ekonomi ini bagi masyarakat yang memiliki kemampuan terbatas untuk naik bus ber-AC. Di dalam bus ekonomi, penumpang boleh merokok sepuasnya. Bus gundakan jendela kaca geser, sehingga perjalanan full asap rokok.

Pada era 1990-an, tiket bus Padang-Jakarta cuma Rp13 ribu. Sementara bus AC tiketnya Rp33 ribu. Bus AC kombinasi seat 2-2 dan tak ada penumpang yang duduk di Lorong. Bus AC dilengkapi dengan area merokok dan toilet. Kalau tak punya ruang merokok, jangan harap akan jadi pilihan penumpang.

Kini, zaman berganti. Tak ada lagi bus ekonomi di lintasan Sumbar-Jakarta. Yang terjadi, selera penumpang bus Sumbar makin meningkat. Bus dengan layanan sleeper class makin diminati. Penumpang tak lagi berpikir soal ongkos, tapi soal kenyamanan. (*)



Kunjungi Kami di Google News:

google news
Exit mobile version