opini  

Sapi Liar Mengganggu Pesona Pesisir Selatan, Apa Solusi yang Perlu Diberikan?

Sapi berkeliaran di jalan raya
Sapi berkeliaran di jalan raya

PESISIR SELATAN-Pesisir Selatan adalah salah satu kabupaten di Sumatera Barat. Pesisir Selatan dijuluki sebagai nagari sejuta pesona karena destinasi wisatanya yang terus tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu.

Kehadiran destinasi wisata ini berpotensi meningkatkan ekonomi masyarakat setempat. Namun, apakah destinasi wisata ini sudah maju sekarang, atau malah mengalami kemunduran? Berdasarkan pembicaraan beberapa orang yang berkunjung ke Pesisir Selatan, mereka sering menemui sapi yang berkeliaran di sepanjang jalan. Hal ini membuat pengunjung merasa tidak nyaman, baik saat singgah maupun hanya sekadar melewati kawasan tersebut.

Sapi merupakan salah satu hewan ternak yang banyak dimiliki masyarakat Pesisir Selatan. Namun, apakah para peternak di daerah ini sudah memahami sistem pemeliharaan sapi yang benar?

Jika mereka paham, tentu ternak mereka tidak akan dibiarkan berkeliaran di jalan raya. Ada beberapa dampak negatif dari sapi yang berkeliaran di jalan, seperti kecelakaan lalu lintas, kemacetan, kerusakan sarana dan prasarana, serta kotoran yang berserakan. Dengan mengetahui dampak-dampak negatif tersebut, apa sebenarnya penyebab sapi berkeliaran di jalan raya?

Beberapa faktor penyebabnya antara lain:

  1. Peternak tidak mengetahui sistem pemeliharaan sapi yang efisien: Ada tiga sistem pemeliharaan sapi, yaitu sistem intensif, ekstensif, dan semi-intensif. Dari ketiganya, sistem intensif dianggap paling efisien karena memungkinkan peternak untuk lebih mudah mengontrol kebutuhan ternak.
  2. Peternak menjadikan beternak sapi sebagai usaha sampingan: Banyak peternak yang memiliki pekerjaan utama sebagai petani, nelayan, atau pegawai, sehingga beternak sapi hanya menjadi sumber penghasilan tambahan. Hal ini membuat mereka cenderung memilih sistem pemeliharaan ekstensif.
  3. Peternak malas mencari pakan: Pakan adalah komponen penting dalam beternak sapi, layaknya manusia yang memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Namun, beberapa peternak malas mencari pakan, sehingga membiarkan ternak mereka berkeliaran untuk mencari makan sendiri.

4.Kurangnya pengawasan dari pemerintah: Selain peran peternak, pemerintah juga memiliki tanggung jawab untuk mengawasi kondisi sapi liar. Beberapa bulan lalu, pemerintah Pesisir Selatan telah melakukan pengawasan terhadap sapi yang berkeliaran di jalan raya. Namun, pengawasan ini tampaknya hanya sebatas pelaksanaan program kerja, karena saat ini pengawasan tersebut tidak dilanjutkan.

Berbagai permasalahan yang ditimbulkan oleh sapi liar sudah sering kita temui, berikut adalah dampak-dampak yang lebih rinci:

  1. Kecelakaan lalu lintas: Beberapa kali pengendara sepeda motor mengalami kecelakaan akibat menghindari sapi yang melintasi jalan. Wisatawan yang datang ke Pesisir Selatan seharusnya menikmati liburannya, tetapi malah pulang dengan berita duka. Ini adalah fenomena yang tidak diinginkan oleh siapa pun, sehingga peternak dan pemerintah perlu mengambil tindakan bijak agar kejadian serupa tidak terulang.
  2. Kemacetan: Kehadiran sapi di jalan dapat menyebabkan kemacetan, yang mengganggu aktivitas warga. Orang yang seharusnya tiba di tempat kerja tepat waktu bisa terlambat, dan akibatnya mungkin mengalami pemotongan gaji.

3.Kerusakan sarana dan prasarana: Kerusakan yang disebabkan oleh sapi liar merugikan banyak pihak, baik warga setempat maupun pemilik ternak yang harus membayar ganti rugi.

  1. Kotoran sapi yang berserakan: Kotoran sapi yang berserakan di jalan sangat mengganggu, terutama bagi wisatawan yang tidak sengaja menginjaknya. Jika sapi dipelihara dengan sistem intensif, kotorannya bisa dimanfaatkan sebagai sumber penghasilan tambahan bagi peternak.

Setelah mengetahui dampak negatif dari sapi liar, berikut adalah beberapa solusi untuk mengatasi permasalahan ini:
1.Pemeliharaan sapi dengan sistem intensif: Meningkatkan efisiensi dalam beternak sapi dapat dilakukan dengan menerapkan sistem intensif.

Dengan sistem ini, peternak bisa lebih mudah mengontrol seluruh kebutuhan sapi, mulai dari pemberian pakan, kebersihan, hingga kesehatan ternak.

2.Peran masyarakat: Masyarakat perlu berperan aktif dengan melaporkan keberadaan sapi liar kepada pihak berwenang. Dengan demikian, pihak berwajib dapat menindak pemilik sapi agar lebih bertanggung jawab.

  1. Pengawasan pemerintah: Pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah merupakan solusi yang efektif untuk mengatasi sapi liar. Pemerintah perlu rutin melakukan razia terhadap sapi yang berkeliaran di jalan. Selain itu, penerapan denda kepada pemilik sapi yang ternaknya ditangkap juga dapat menjadi langkah preventif.

Pemerintah Pesisir Selatan sebenarnya sudah memiliki peraturan mengenai sapi liar, yaitu dalam Pasal 13 ayat (8) Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 1 Tahun 2016 tentang Ketertiban Umum.

Dalam aturan tersebut disebutkan bahwa setiap orang dilarang melepaskan atau menggembalakan ternak di jalur hijau, taman, dan tempat umum. Pasal 41 juga mengatur sanksi bagi pelanggaran terkait penertiban ternak, termasuk penangkapan ternak yang berkeliaran, denda, serta pelelangan jika ternak tidak diambil oleh pemiliknya dalam jangka waktu tertentu. Namun, sayangnya aturan ini tidak dijalankan secara konsisten.

Pesisir Selatan memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi destinasi wisata unggulan di Indonesia. Namun, potensi tersebut akan sulit terwujud jika masalah sapi liar tidak segera diatasi.

   Diharapkan pemerintah lebih tegas dalam menjalankan aturan tersebut demi menjaga pesona Pesisir Selatan yang indah dan nyaman untuk dikunjungi. (Azura Agus Nasya, Mahasiswa   Jurusan Peternakan, Universitas Andalas)


Kunjungi Kami di Google News:

google news
Exit mobile version