NIAS-Sempat heboh di platform media social, seorang pria yang berbaju mirip atribut partai politik menyampaikan permintaan maaf dan klarifikasi terkait pengusiran yang terjadi di halaman KPU Nias saat pasangan Alinuru Laoli-Faozanolo Zai tengah konferensi pers usai pengundian dan penetapan nomor urut calon bupati dan wakil bupati.
Hal ini disampaikan Aro Gulo yang merupakan salah satu wartawan media online dan mengaku tidak memiliki niat untuk tidak menghargai profesi wartawan serta dia terima sebagaimana kode etik jurnalistik.
“Belum sempat kita tukar baju, mohon maaf. Sekali lagi bukan tidak menghargai profesi sebagai wartawan, sebagai manusia pasti tidak sempurna untuk menjalani profesi,” ungkapnya.
Ia menegaskan, kejadian itu hanya merupakan ketelodoran dia sendiri. “Terimakasih beritanya, pastinya kritikannya dan ini saya anggap berita yang baik sebagai bahan saran dan masukan, jujur ini tidak sengaja bukan tidak menghargai provesi sebagai wartawan hanya keteledoran saya tidak sempat tukar baju, Salam 1 Pena, ” Tulisnya dalam sebuah WA Group Kabupaten Nias.
Sebelumnya, seorang pria diusir di halaman Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Nias saat pasangan Alinuru Laoli-Faozanolo Zai tengah konferensi pers usai pengundian dan penetapan nomor urut calon bupati dan wakil bupati, Senin (23/9/2024)
Pengusiran itu terjadi, lantaran yang bersangkutan diduga dianggap kurang beretika dan kurang professional.
Pria memaksa paslon tersebut menjawab beberapa pertanyaan yang dianggap di luar konteks penetapan nomor urut atau visi misi salah satu paslon. Pria tersebut mengenakan baju mirip atribut sebuah partai politik.
Anehnya, pria yang berbaju merah tersebut membelakangi seluruh jurnalis yang hendak melakukan wawancara dan melontarkan beberapa pertanyaan dengan memaksa pasangan Alinuru Laoli-Faozanolo Zai untuk menjawab pertanyaan yang dianggap di luar konteks.
Atas peristiwa itu, para pendukung paslon Alinuru Laoli-Faozanolo Zai tidak terima dan meminta untuk memberikan peluang kepada wartawan. Namun, dia masih bersih keras dan berkilah dia juga wartawan.
“Saya wartawan dan yang saya pertanyakan adalah sangat urgen tentang bagaimana kinerja Ketua DPRD apakah berkesinambungankah atau bagaimana,” kilahnya.
Tidak berapa saat kemudian, Fatiziduhu Zai yang merupakan salah satu aktivis senior mendekati pria yang berbaju merah tersebut memberikan pemahaman terkait etika dan kode etik jurnalistik.
“Kalau kau itu wartawan tidak boleh menggunakan uniform partai karena wartawan itu independen dan tidak memihak. Apakah sudah belajarkah tentang kode etik jurnalistik, maka harus punya etika dan attitude dijaga,” tegasnya.
Usai mendengar itu, oknum berbaju merah tersebut mulai merasa dan melambaikan tangannya sambil meninggalkan lokasi konferensi pers dengan disorak soraki masyarakat. (YL)