PADANG-Bus-bus Sumbar kini banyak yang berganti julukan atau nickname. Pergantian itu ada dalam satu perusahaan, ada juga yang pindah perusahaan.
Julukan Arjuna yang dulu melekat pada sebuah unit ANS, kini pindah ke Bus Miyor. Arjuna kini disematkan ke unit dream class PO Miyor.
Di internal Miyor, juga ada pergantian julukan. Nickname Johnnie Walker yang dulu ada di unit dream class yang dipegang Silvia Cancan, kini berganti jadi Ringgik Ameh.
Pergantian julukan atau nickname itu merupakan hak biasa di lingkungan bus. Berganti pemilik Batangan atau komandan itu, maka berganti pula julukan.
Manfaat julukan
Bus menjadi moda transportasi yag diminati sejak ada tol Trans Sumatera. Selain infratsruktur, masyarakat berpaling ke bus juga dipicu oleh mahalnya harga tiket pesawat.
Berubah animo masyarakat dari transportasi udara ke darat, juga dialami oleh penumpang jurusan Sumbar-Jabodetabek maupun sebaliknya. Jumlah bus terus bertambah dan fasilitas juga makin ditingkatkan.
Fenomena di dunia bus, tiap armada memiliki julukan tersendiri. Julukan di bus Sumbar, antara lain, Netral, Kreator, Duta Budaya, Gantino, Paskowis, Oto Inyiak Den, Koto Basaga, Tuan Muda, Hasti, Cupak, Johnnie Walker, Kasose, Bintang Parma, Bareh Solok, Labuah Basilang, Lembah Harau, Jam Gadang, Gadis Kerudung dan sebagainya.
Lalu, kenapa bus itu punya julukan? Biasanya julukan ini terpampang di kaca depan bagian atas dengan ukuran yang cukup besar. Kalau malam hari, julukan itu berkilau cahaya.
Ternyata, penamaan bus sesuai dengan julukan pengemudi dilakukan agar bus lebih mudah dikenal oleh masyarakat, mengingat armada bus sendiri jumlahnya sangatlah banyak di jalanan.
Selain itu, identitas bus berupa julukan juga berguna agar penumpang tidak salah menaiki bus ketika berada di tempat makan, terminal atau tempat pemberhentian lainnya.
Penumpang tinggal melihat julukan bus tanpa berlarut dalam kebingungan. Julukan bus sesuai dengan julukan sopir yang menahkodainya. Julukan merupakan ekspresi sang sopir. (kenzie)