PADANG-Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sumatera Barat akan memasuki fase puncak. Hingga kini, surat rekomendasi dari partai politik telah mulai diberikan pada para kandidat.
Hingga kini, baru Mahyeldi dan Vasco yang sudah sah berpasangan dan tinggal daftar ke KPU. Mereka diusung PKS dan Gerindra. Nama pasangan lain yang akan maju adalah Audy dan Sutan Riska.
Selain itu, Epyardi Asda juga digadang-gadang akan maju ke Pilgub Sumbar. Namun, belum jelas dengan siapa dia akan berpasangan serta partai apa yang akan mengusung.
Terserah siapa yang akan maju, yang jelas ada tantangan berat di depan mata yang harus diatasi. Tantangan itu berupa penuntasan pembangunan tol Padang-Pekanbaru.
Sudah enam tahun berlalu, progresnya masih jauh dari harapan. Jangan ke Pekanbaru, ke Sicincin saja belum tersambung dari Padang. Malu kita. Smmbar butuh gubernur yang peduli dengan pembangunan infrastruktur. Infrastruktur memang tak bisa dimakan, tapi memudahkan orang untuk cari makan.
Pembangunan tol di Sumatera Barat sudah tertinggal jauh bila dibandingkan dengan daerah lain. Sumbar yang lebih dulu meneruka, kini tak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan Sumatera Utara, Riau, Lampung dan Sumatera Selatan.
Terbukti pula, daerah yang sudah terkoneksi tol, berdasarkan data Bank Indonesia, rata-rata pertumbuhan ekonominya berkisar di lima persen pada triwulan pertama 2024.
“Tol ini merupakan salah satu proses mempercepat pertumbuhan ekonomi sehingga pembangunannya harus segera dieksekusi,” kata Kepala BI Perwakilan Sumbar Mohamad Abdul Majid Ikram di Padang, Kamis (25/7/2024).
Dia menyebutkan, pemerintah provinsi harus mempercepat progres pembangunan tol Padang-Pekanbaru untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan data Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi Sumbar berkisar di angka 4,37 persen pada triwulan pertama, sementara provinsi lain lima persen.
Pembangunan tol di Sumbar memang harus dipacu. Tak bisa ditawar-tawar lagi.
Awal Juli lalu Hutama Karya memastikan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) terus dilanjutkan. Khusus tol Padang-Sicincin, hingga akhir Juni, progres pengadaan lahan bertumbuh mencapai 96,68 persen dengan progres konstruksi mencapai 67,20 persen.
Terkait pengadaan lahan yang hampir rampung, itulah yang bikin hati gembira. Kegembiraan itu berubah jadi sedih lantaran pembangunan konstruksinya yang masih belum maksimal, lantaran sejak awal urusan lahan sudah ribet. Satu hal yang mesti diingat, pembangunan tol itu sudah berjalan lama sekali. Persoalan yang mengemuka di lapangan, itu lagi-itu lagi. (*)