PADANG-Bus Sumbar boleh berbeda merek. Ada NPM, ANS, Gumarang Jaya, Transport Xpress Jaya, Palala, Miyor, Al Hijrah dan lain sebagainya.
Bus Sumbar juga boleh berbeda kelas. Ada yang eksekutif, sutan class, luxury, ultimate, kudo gadang dan sebagaianya.
Bus Sumbar juga boleh bersaing dengan tarif. Bus Sumbar juga boleh bersaing di kelas layanan. Perbedaan demi perbedaan itu tak jadi persoalan ketika sudah berada di lintasan bus akan bersatu.
Solidaritas bus Sumbar adalah ketika ada armada yang menepi karena rusak. Kalau ada unit yang rusak, maka para driver lain akan membantu.
Solidaritas tanpa memandang merek. Sesama sopir driver akan saling bantu mengatasi kerusakan, hingga mobil lanjut perjalanan kembali.
“Kita harus selalu kompak di perjalanan, karena pengemudi bus Sumbar bersaudara,” kata Ujang, seorang driver bus Sumbar, Selasa (2/7/2024) di Padang.
Dikatakan Ujang, selain saling membantu ketika ada kerusakan, para sopir juga akan konvoi, terutama ketika melintas di malam hari.
Hal itu dimaksudkan agar bisa saling bantu bila terjadi kerusakan. “Kami tak saling mendahului, tapi saling menjaga di perjalanan,” tambahnya.
Dikatakan Ujang, dengan konvoi di perjalanan, maka itu akan mengusir kebosanan dalam perjalanan di malam hari. Kalau sudah malam, tak banyak lagi penumpang yang mau dijadikan kawan untuk ngobrol.
Solidaritas lainnya adalah Ketika mengoper penumpang. Hal biasa saja, jika dari Jakarta naik NPM, kemudian dipindah ke bus lain ketika penumpang ada yang ke Padang. Hal itu karena bus NPM yang tujuan Padang sedang ada kendala di jalan. Agar penumpang tak menunggu lama, maka dipindahkan ke bus lain.
Intinya, sesame bus Sumbar saling tolong-menolong di lintasan. Saling bantu itu tanpa memandang merek dinding. Solidaritas memang tanpa batas. (*)