PADANG-Bila tak ada aral melintang, jalan di kawasan Lembah Anai akan diaspal ulang. Jalan itu akan dibuat mulus seperti landasan pacu pesawat di bandara. Setelah perbaikan rampung, jalan itu akan berbeda dari sebelum terkena bencana galodo.
Hingga kini, pengaspalan jalan telah dimulai pada sejumlah titik. Pokoknya, jalan tersebut akan mulus dengan aspal tebal. Pokoknya, Hutama Karya memang jagoan.
Selain pengasapalan, pekerjaan penimbunan maupun pemasangan penahan tebing terus dikebut. Bahkan, konstuksinya dibuat sekuat mungkin guna mengantisipasi bencana serupa di kemudian hari.
Bila tak ada aral melintang, ruas utama Padang-Bukittinggi melewati Lembah Anai bisa dilewati kendaraan mulai 21 Juli mendatang. Gubernur Mahyeldi Ansharullah meminta masyarakat tetap bersabar menunggu rampungnya pembangunan ulang (rekonstruksi) permanen jalan nasional Lembah Anai.
Hingga saat ini, Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) dan HKI terus bekerja 24 jam agar ruas jalan yang putus akibat banjir bandang tersebut bisa dilalui secara bertahap mulai Juli ini.
Pemprov Sumbar juga terus berupaya membantu percepatan rekonstruksi jalan nasional tersebut, baik dalam bentuk peralatan, kendaraan alat berat, dan lain sebagainya.
Berdasarkan informasi dari BPJN Sumbar, kata gubernur, dari 16 titik kerusakan jalan yang direkonstruksi secara permanen, terdapat tiga titik pengerjaan yang cukup berat dan membutuhkan tenaga ekstra. Pemprov memastikan kesiapan untuk membantu percepatan proses rekonstruksi pada titik-titik tersebut.
“Ada tiga titik yang pengerjaannya cukup berat. Pemprov akan segera rapat untuk menurunkan peralatan dan kendaraan alat berat, yang bisa digunakan untuk membantu percepatan pengerjaan tersebut,” kata gubernur didampingi Kepala Dinas BMCKTR Sumbar, Era Sukma Munaf.
Dikatakan gubernur, jalan nasional Lembah Anai yang putus sepanjang lebih kurang enam kilometer itu sangat penting bagi masyarakat. Sebab, ruas jalan itu selama ini menjadi jalur utama perlintasan orang dan barang.
Jalur utama Padang-Bukittinggi ini terputus sejak Sabtu 11 Mei 2024 akibat golodo Marapi. (*)