Berita  

Bus Listrik Mulai Dilirik, Cocok untuk Lintasan Sumbar-Jakarta?

Bus yang biasanya gunakan solar diubah jadi bertenaga listrik.
Bus yang biasanya gunakan solar diubah jadi bertenaga listrik.

JAKARTA-Sekarang tengah tren penggunaan mobil listrik. Bus dan minibus sudah banyak yang menggunakan tenaga listrik. Bahkan, di GIIAS 2024 ditampilkan bus listrik rakitan Karoseri Laksana. Bus itu untuk karyawan perusahaan tambang.

Harga bus listik ternyata tak kaleng-kaleng. Bus tanpa BBM itu harga bisa tiga kali lipat dibandingkan dengan bus yang menggunakan energi BBM. Tentu, tak semua pengusaha mampu memilikinya.

Karoseri Laksana itu juga serahkan bus baru tersebut ke pemiliknya, Perusahaan Otobus Bagong.

“Bus listrik kita yang pertama untuk bukan bus kota. Ini pesanan PO Bagong. Ini akan digunakan sebagai kendaraan karyawan tambang,” kata staf marketing Tentrem, Danitaka di Tangerang, Sabtu (20/7/2024).

Bus dengan kelir merah itu gunakan bodi Navigator.

Terkait harga, dia mengatakan, harga dari medium bus listrik ini punya perbedaan tiga kali lipat dari tipe non listrik. “Bus listrik ini dibanderol Rp3,4 miliar-Rp3,5 miliar,” kata dia yang dikutip dari kompas.com. (*)

Penggunaan listrik untuk menghindari polusi dari sektor transportasi. Lalu, bisakah bus listrik dijadikan oto balap di lintasan Sumbar-Jakarta?

Baca Juga  Jelang Pilkada, Bawaslu Dharmasraya Tingkatkan Pengawasan dan Pencegahan Pelanggaran

Hanya waktu yang akan membuktikan suatu saat. Yang jelas, berbagai riset terus dilakukan untuk transformasi energi.

Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) bersama Petrosea memamerkan bus hasil kolaborasi pada ajang Busworld Southeast Asia 2024.

Bus tersebut merupakan hasil konversi dari mesin diesel dan diklaim yang pertama di Indonesia. Pameran yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, tidak hanya dihadiri oleh perusahaan manufaktur bus, tetapi juga perusahaan manufaktur suku cadang, komponen, aksesori, teknologi, hingga perawatan bus.

Busworld Southeast Asia 2024 diikuti lebih dari 58 peserta dari enam negara. FTUI dan Petrosea menghadirkan bus konversi dari mesin diesel menjadi listrik.

Tim FTUI dipimpin oleh Kepala RCAVe, Prof. Feri Yusivar, didampingi Control Expert, Dr. Abdul Muis dan Dr. Aries Subiantoro.

Tim Petrosea yang turut hadir antara lain Head of EV Department– Petrosea, Sahala Sigalingging dan Development Superintendent Petrosea, Imanul Ilmi, ST., EV. Menteri Perhubungunan Budi Karya Sumadi yang mengunjungi booth bus Listrik FTUI sempat berdiskusi dengan tim terkait biaya retrofit bus.

Baca Juga  Breaking News, Bus ANS Kecelakaan di Tebo

Budi mendorong agar kolaborasi konversi bus listrik antara dunia akademik dan industri yang dilakukan oleh FTUI dan Petrosea dapat terus dilanjutkan.

Kepala RCAVe, Prof. Feri Yusivar mengatakan, harapan besar terhadap masa depan riset kendaraan listrik. Dia berharap penelitian tersebut terus berlanjut dan mengalami peningkatan signifikan dalam pengembangan teknologi.

“Dengan upaya yang konsisten dan inovatif, kami percaya bahwa hasil riset ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi dunia industri,” ujar Feri. (*)

Baca berita lainnya di Google News




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *