PADANG-Sejak putusnya jalan utama Padang-Bukittinggi di Lembah Anai akibat galodo, lalu lintas di Sitinjau Lauik jadi berat. Warga memanfaatkan jalur Sitinjau karena dianggap lebih baik ketimbang lewat Malalak.
Lantaran beban terlalu berat, kemacetan terjadi hampir tiap hari. Kemacetan dipicu oleh sejumlah hal, antara lain ada kendaraan yang rusak, ada kendaraan yang tak kuat menanjak dan longsor.
Kalau sudah macet, banyak warga yang tak sabar. Warga makin serobot saja. Kalau sudah saling serobot, kemacetan jadi makin parah.
Pemerintah sering menyebut kalau di Sitinjau Lauik mau dibangun flyover atau jembatan layang. Jembatan layang itu disebut-sebut sebagai solusi untuk atasi kemacetan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono telah mengeluarkan terhadap prakarsa pengusahaan Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) flyover (jalan layang) Sitinjau Lauik melalui surat tertanggal 30 Oktober 2023 dengan Nomor BM 0201-Mn/2407 perihal Persetujuan Prakarsa Pengusahaan KPBU Flyover Sitinjau Lauik.
Pemerintah juga berulang kali menyebut akan segera dilakukan groundbreaking atau peletakkan batu pertama. Sekarang sudah Juli 2024, belum ada tanda akan dilakukan groundbreaking.
Pembohong semua. Bilang aja kalau gak ada duit untuk bangun flyover itu.
Sebelumnya pernah diberitakan kalau groundbreaking Flyover Sitinjau Lauik pada 19 Desember 2023. Mana buktinya sampai sekarang. (*)