PADANG-Kini tak banyak lagi perusahaan otobus yang melintasi lintasan Sumbar-Riau. Konsumen beralih ke travel, sehingga bus terpaksa menepi. Bus-bus itu jaya di masanya dan jadi idola, apalagi ketika musim mudik.
Salah satu bus yang melegenda adalah PO Sinar Riau. Bahkan, nama perusahaan otobus itu menjadi judul lagu. Sebuah lagu Minang hasil karya Ajis Sutan Sati berjudul Sinar Riau.
Lagu tersebut pertama kali dipopulerkan oleh Elly Kasim pada 1969, kemudian dinyanyikan Anroys dan Ratu Sikumbang.
Pada 1980-an, bus Sinar Riau jadi pilihan masyarakat Riau yang ke Sumbar, maupun sebaliknya. Bus itu berangsur menepi setelah travel bermunculan di lintasan tersebut.
Travel bermunculan sejalan dengan migrasi masyarakat yang juga mencari moda transportasi yang cepat dan langsung ke alamat. Selain antar ke alamat, juga dijemput hingga ke depan rumah.
Bus lain yang pernah jaya di lintasan Sumbar-Riau adalah, Sinar Riau, Merah Sari, Mirah Sari, ANS, Gumarang, Cindur Mato, Cahaya Kampar, Gagak Hitam, Danau Wisata, Tabek Biru dan masih banyak lagi bus medium.
Bus yang masih konsisten bertahan di jalur tersebut adalah PO Yanti Group. Bus berkelir biru itu melayani Dumai-Pekanbaru-Bukittinggi-Solok. Kemudian armada juga melayani Dumai-Pekanbaru-Bukittinggi-Padang.
Nah, mungkinkah oto itu muncul lagi setelah nantinya Sumbar-Riau tersambung tol? (*)