JAKARTA-Sebanyak empat provinsi di Sumatera dapat durian runtuh dari Kementerian Pertanian. Empat provinsi itu dapat program cetak sawah rakyat. Cetak sawah itu dilakukan guna menciptakan ketahanan pangan.
Kebijakan cetak sawah baru itu juga perlu dipertanyakan, Sebab, sawah yang lama dan sudah menghasilkan padi, malah dibiarkan beralih fungsi untuk pembangunan perumahan, industri dan lain sebagainya. Bagaimana ceritanya mau mewujudkan ketahanan pangan.
Gubernur Mahyeldi Ansharullah ikuti rapat koordinasi (rakor) perluasan areal tanam (PAT) dan penandatanganan nota kesepahaman antara Menteri Pertanian dengan Menteri Dalam Negeri di Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat (7/6/2024).
Rakor tersebut dipimpin Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman dan dihadiri Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi.
Selain itu, juga hadir secara daring gubernur, bupati, wali kota dan sejumlah perwira tinggi dan perwira menengah TNI se-Indonesia.
Mendagri Tito Karnavian secara simbolis menyerahkan nota kesepahaman terkait program/kegiatan cetak sawah rakyat secara swakelola kepada empat provinsi di Indonesia yang diterima gubernur masing-masing.
Keempat provinsi yang beruntung tersebut antara lain, Gubernur Sumbar, Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan.
Gubernur Mahyeldi mengatakan, khusus Sumbar, selain menerima nota kesepahaman dari Mendagri juga mendapat bantuan lain dari Kementan berupa 250 unit alat mesin pertanian (alsintan) dan program penanaman jagung seluas 10.000 hektare.
“Bantuan tersebut belum bisa dicairkan sekarang, sebab anggaran bantuan itu berada dalam anggaran belanja tambahan APBN Kementerian Pertanian 2024. Kendati demikian, kita bersyukur karena telah mendapat kepastian di awal,” ungkap Mahyeldi yang dikutip dari keterangan pers Biro Adpim Setdaprov.
Selain untuk menghadiri rakor, Gubernur Mahyeldi juga memiliki agenda khusus dengan Mentan, Andi Amran Sulaiman untuk membahas percepatan bantuan untuk perbaikan lahan masyarakat yang terdampak bencana di Sumbar. (*)