PADANG-Reaktivasi jalur kereta api terasa penting ketika kemacetan belum ada solusi. Pertambahan jumlah kendaraan tak seimbang dengan laju pertambahan jalan.
Reaktivasi jalur kereta api itu tak mudah. Banyak kendala yang mesti dihadapi. Salah satunya, ada jalur yang butuh lokomotif bergerigi. Pabrik lokomotif itu ada di Swiss, namun sudah tutup.
Kendala lain, ada jalur kereta api yang sudah berubah fungsi. Jadi, butuh jalan berliku untuk aktifkan jalur kereta api.
“Reaktivasi jalur kereta api, bisa menjadi solusi untuk menekan angka kemacetan dan mempersingkat waktu tempuh untuk jalur padat seperti rute Padang-Bukittinggi,” kata Gubernur Sumbar, Mahyeldi.
Menurut gubernur, selain rute Padang-Bukittinggi ada beberapa jalur di Sumbar yang telah memiliki infrastruktur mumpuni seperti Naras-Sungai Limau, Kayu Tanam-Padang Panjang dan Padang Panjang-Batu Taba-Muaro Kalaban Sawahlunto, Muaro Kalaban-Muaro-Logas.
Ia mengakui, memang tidak semua dari jalur tersebut saat ini layak untuk dilalui karena sebagiannya ada yang telah diubah fungsinya oleh masyarakat menjadi rumah dan toko.
“Reaktivasi kereta api di Sumbar, memang menarik untuk dibahas tapi sulit dieksekusi karena sebahagian dari jalur perlintasannya ada yang telah berubah fungsi menjadi rumah dan toko. Mengatasi hal tersebut tentu tidak mudah, perlu komunikasi intensif dengan berbagai pihak terkait,” ungkapnya. (*)