PEKANBARU–Dalam arus mudik maupun liburan Idul Adha tahun ini, Tol Pekanbaru-XIII Koto Kampar yang mendekatkan Jarak antara Sumbar dengan Riau dilintasi 10.631 kendaraan.
“Pada 15 Juni melintas 10.631 kendaraan di Tol Pekanbaru-XIII Koto Kampar. Sementara tol Pekanbaru – Dumai pada hari yang sama 18.365 kendaraan,” kata Branch Manager Tol Permai dan Pekanbaru-Bangkinang, Jarot Seno Wibawa, Selasa (18/6/2024).
Jumlah itu meningkat hingga 50 persen dibandingkan hari biasa. “Pengguna tol meningkat signifikan,” kata dia.
Liburan Idul Adha tahun ini menjadi pengalaman kurang menyenangkan bagi warga. Sebab, pertama kali dalam hidup mereka perjalanan dari Padang ke luar daerah harus melewati waktu berjam-jam.
Andri, warga Bukittinggi yang pulang dari Padang, harus terjebak sepuluh jam di jalur Malalak. Dia terjebak jelang Padang Lua, Jumat pekan lalu. Penyebab macet, terlalu banyak kendaraan, sementara ruas jalan sempit.
Andri lewat Malalak ke Bukittinggi lantaran jalur vie Sitinjau Lauik juga macet parah lantaran ada truk yang rusak, sehingga kendaraan mengular dari arah Solok menuju Padang maupun sebaliknya.
Sejak jalur utama Padang-Bukittinggi lewat Lembah Anai mengalami kerusakan akibat galodo, praktis cuma dua jalur yang tersedia. Kalau pun lewat Maninjau atau Kelok 44, ujungnya juga di Padang Lua.
Agar persoalan serupa tak terjadi di masa depan, tol Padang-Pekanbaru memang harus dituntaskan. Tak bisa ditawar-tawar lagi. Harus disegerakan. Gak perlu banyak cakap lagi.
Tol dari Sicincin ke Pekanbaru akan melintasi kabupaten dan kota di Sumatera Barat. Daerah yang akan dilintasi itu adalah Padang Pariaman, Padang Panjang, Tanah Datar, Agam, Payakumbuh dan Limapuluh Kota.
Para kepala daerah yang akan dilintasi tol itu sudah sepakat memberikan dukungan. Pemerintah daerah bertekad membantu pembebasan lahan. Jadi, pembangunan tol di Sumbar, tinggal oke gas.
Ternyata, banyak juga daerah di Sumatera Barat yang tak dilintasi Tol Padang-Pekanbaru. Daerah itu adalah, Kabupaten Solok, Solok Selatan, Kota Solok, Kota Pariaman, Sijunjung, Dharmasraya, Pesisir Selatan, Pasaman dan Pasaman Barat. Satu kabupaten lagi terletak di tanah seberang, Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Pemerintah provinsi selenggarakan diskusi tentang percepatan kelanjutan pembangunan tol ruas Sicincin – Limapuluh Kota dengan seluruh pihak terkait di auditorium gubernuran, Jumat (24/5/2024) malam. Pembangunan tol itu akan dikebut, sehingga bisa bertemu dengan tol yang pembangunannya melaju kencang dari arah Bangkinang.
Selain diskusi, dalam kegiatan tersebut juga dilakukan penandatanganan komitmen bersama antara gubernur dan bupati, wali kota yang daerahnya terdampak pembangunan Tol Padang-Limapuluh Kota.
Gubernur mengaku banyak mendapat saran dan masukan terkait penguatan mitigasi dan penanganan dampak bencana di Sumbar, serta untuk kelancaran pembangunan tol ke depan.
Gubernur menyebut, juga banyak masukan tentang tol. Gubernur Sumbar menyebutkan, dia masih menunggu penetapan trase (lajur) dari pemerintah pusat, untuk kemudian menjadi dasar bagi daerah dalam penetapan lokasi serta pembebasan lahan.
“Intinya semua siap mendukung sesuai bidangnya masing-masing, itu yang patut kita syukuri,” ungkap Gubernur Mahyeldi yang dikutip dari keterangan pers Biro Adpim Setdaprov.
Mahyeldi menuturkan, sejumlah hal yang berhasil disepakati seluruh peserta dalam diskusi tersebut. Bupati, wali kota yang daerahnya terdampak pembangunan tol akan siap membantu upaya pembebasan lahan dan melaporkan perkembangannya secara berkala kepada gubernur. (*)