PEKANBARU-Perusahaan otobus Sampagul menjadi penghubung antara Riau, Sumatera Utara dan Sumbar. Bila bus lain tembak langsung dari Pekanbaru ke Medan, maka Sampagul ke Sumatera Barat dulu. Bus itu menolah menyerah digilas zaman. Sampagul tetap gunakan bus lawas.
Bus Sampagul menjadi jembatan antara masyarakat Tapanuli Selatan yang merantau ke Riau maupun Sumatera Barat. Bus berangkat dari Pekanbaru ke Bangkinang, Bukittinggi dan Tapanuli Selatan.
Ada kalanya bus Sampagul tak berangkat dari Pekanbaru. Bus itu kalau penumpang terlalu sedikit, memilih tak berangkat. Tentunya, semua dikalkulasi, sebab perjalanan membutuhkan biaya BBM.
Dikutip dari YouTube IMT Channel, bus banyak pelanggan tetap dari Pekanbaru. Bus akan menyusuri malam hingga Bukittinggi dan paginya lanjut lagi ke Sumatera Utara.
Sampagul merupakan perusahaan otobus yang legendaris di lintasan Sumatera Utara-Sumatera Barat. Bus ini berasal dari Tapanuli Selatan yang belakangan masih sering terlihat di lintasan, terutama Kotanopan-Bukittinggi.
Beberapa Waktu terakhir, bus yang berkelir kuning itu masih aktif melayani penumpang dan paket. Bus itu titik akhirnya adala Bukittinggi. Sebab, kota itu merupakan pusat grosir pakaian.
Sampagul menjadi andalan untuk mengirim paket ke Sumatera Utara.
Bus Sampagul telah ada sejak era 1970-an. Para era 1980-an, bus ini tiap sebentar melintas di Lubuk Sikaping. Bus itu memang lintas tengah, yang rutenya bukan saja Sumatera Barat, tapi sampai ke Jawa.
Bahkan, di era 1980 hingga 1990-an, Sampagul melayani trayek Medan-Jakarta hingga Yogyakarta.
Sampagul diambil dari semboyan siala sampagul, yang juga menjadi semacam moto yang menggambarkan semangat dan jiwa gotong-royong di masyarakat di wilayah Tapanuli Selatan. (*)