PEKANBARU– PT Hutama Karya (HK) selaku pihak pengelola tol di Riau mencatat peningkatan trafik yang cukup signifikan selama periode cuti bersama Idul Adha lalu.
Libur panjang terhitung 14 – 19 Juni 2024 tersebut tercatat 122.102 ribu kendaraan melintasi kedua jalan bebas hambatan di Riau.
“Dibanding hari biasa kendaraan yang melintasi tol di Riau meningkat signifikan,” kata EVP Sekretaris PT Hutama Karya, Adjib Al Hakim, Rabu (19/6/2024) yang dikutip dari riau.go.id.
Rincian 122.102 ribu kendaraan melewati tol itu, Tol Pekanbaru – XIII Koto Kampar 45.106 kendaraan. Secara persentase terjadi peningkatan 44 persen dibanding hari biasa.
Tol Pekanbaru – Dumai (Permai) 76.996 kendaraan. Jumlah ini meningkat 10 persen dibanding hari biasa.
Di saat bersamaan, provinsi sebelah malah dilanda macet horor. Ribuan kendaraan terjebak di dua ruas yang menghubungkan Padang dengan Bukitttinggi, masing-masing, Malalak dan Sitinjau Lauik.
Macet horor
Liburan Idul Adha tahun ini menjadi pengalaman kurang menyenangkan bagi warga. Sebab, pertama kali dalam hidup mereka perjalanan dari Padang ke luar daerah harus melewati waktu berjam-jam.
Andri, warga Bukittinggi yang pulang dari Padang, harus terjebak sepuluh jam di jalur Malalak. Dia terjebak jelang Padang Lua. Penyebab macet, terlalu banyak kendaraan, sementara ruas jalan sempit.
Andri lewat Malalak ke Bukittinggi lantaran jalur via Sitinjau Lauik juga macet parah lantaran ada truk yang rusak, sehingga kendaraan mengular dari arah Solok menuju Padang maupun sebaliknya.
Sejak jalur utama Padang-Bukittinggi lewat Lembah Anai mengalami kerusakan akibat galodo, praktis cuma dua jalur yang tersedia. Kalau pun lewat Maninjau atau Kelok 44, ujungnya juga di Padang Lua.
Agar persoalan serupa tak terjadi di masa depan, tol Padang-Pekanbaru memang harus dituntaskan. Tak bisa ditawar-tawar lagi. Harus disegerakan.
Tol dari Sicincin ke Pekanbaru akan melintasi kabupaten dan kota di Sumatera Barat. Daerah yang akan dilintasi itu adalah Padang Pariaman, Padang Panjang, Tanah Datar, Agam, Payakumbuh dan Limapuluh Kota. (*)