PADANG-Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berencana mengaktifkan lagi jalur kereta api. Sambil menanti kereta api aktif, saatnya mengelola sejarah kereta api sebagai destinasi wisata agar generasi sekarang paham dengan arti dan kebesaran sejarah.
Kekayaan sejarah itu mesti dikelola dengan serius. Caranya, rawat dan kelola terowongan kereta api yang tersedia.
Tiap kilometer rel kereta api di Sumatera Barat memiliki sejarah dan nostalgia. Kejayaan masa lalu itu yang ingin dibangkitkan kembali. Caranya, pemerintah menginginkan reaktivasi jakur keretapi.
Kejayaan kereta api di Sumbar juga terlihat dari bukti sejarah berupa terowongan. Dikutip dari akun Instagram Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas II Padang, ciri khas adalah memiliki rel bergigi.
Selain itu, juga ada terowongan kereta api di Sumbar yang merupakan terowongan kereta api terpanjang kedua di Indonesia.
Tiga terowongan itu adalah:
- Terowongan Panorama 1 dan 2 yang terletak di Lembah Anai. Terowongan itu dibangun Belanda pada 1891 dengan Panjang 35 meter (Panorama 1) dan 75 meter (Panorama 2).
- Terowongan KA Lubang Kalam yang terletak di antara Stasiun Muaro Kalaban-Stasiun Sawahlunto. Terowongan ini dibangun oleh Belanda pada 1892-1894 dengan panjang 828 meter dan menjadikannya sebagai terowongan kereta api terpanjang kedua di Indonesia.
- Terowongan Kupitan yang terletak di antara Stasiun Muaro Kalaban-Stasiun Padang Sibusuk dan dibangun pada 1920 yang memiliki panjang 600 meter.
Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi menyatakan, reaktivasi jalur kereta api di sejumlah wilayah telah masuk dalam agenda pemerintah provinsi.
“Jalur Padang-Padang Pariaman-Kayu Tanam yang sudah ada, termasuk Padang,” ujar Mahyeldi di Padang, Sabtu (4/5/2024).
Mahyeldi menuturkan, selain jalur tersebut, reaktivasi juga akan dilakukan pada jalur Padang Panjang-Sawahlunto, Padang Panjang-Bukittinggi dan Bukittinggi-Payakumbuh.
Koordinasi intensif dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan terus dilakukan.
“Kita sudah berkoordinasi dengan Dirjen Perkeretaapian. Kita sedang mencari lokomotif yang sesuai dengan jalur rel di Sumbar. Kemungkinan lokomotifnya ada di Swiss,” ungkap Mahyeldi.
Di Padang, kereta api difokuskan sebagai angkutan publik. “Hal ini (reaktivasi) sudah kita tuangkan dalam RPJ 2025 Sumatera Barat,” kata Mahyeldi.
Reaktivasi jalur kereta api di lintas Padang-Bukittinggi tidak hanya akan meningkatkan sektor transportasi, tetapi juga membangkitkan kembali nostalgia masa lampau dan membuka peluang baru bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. (*)