PADANG-Pengamat sepak bola Tommy Welly atau yang lebih dikenal dengan Bung Towel selalu kritis terhadap sepak bola nasional. Dia nyinyir, sekalipun tim nasional meraih kemenangan.
Dia kritis dan selalu mengingatkan tim nasional untuk lebih utamakan pembinaan di dalam negeri ketimbang naturalisasi. Dia mengingatkan pelatih Shin Tae-yong untuk memantau liga, jangan cuma mencari pemain di luar negeri dengan berlindung di ketiak Ketua Umum PSSI.
Ucapan Bung Towel memang tak enak didengar, tapi diperlukan. Jarang Bung Towel memberikan apresiasi atas kinerja tim nasional, walau Indonesia mengalahkan Australia dan Yordania. Ada saja celah bagi dia untuk berkomentar tajam.
Ucapan Bung Towel memang tak enak didengar, tapi perlu. Sikap kritis itu diperlukan agar ada pembeda di negeri ini. Kalau semua orang bicara seragam atau memuji semua, lalu siapa yang akan jadi kontrol?
Sepak bola dan politik itu pada dasarnya sama. Sama-sama butuh keseimbangan. Sikap kritis dari Bung Towel harusnya jadi motivasi bagi pemain dan pelatih tim nasional untuk menunjukkan kemampuan diri sehingga bisa berprestasi.
Banyak orang yang justru termotivasi Ketika dihajar kiri-kanan. Tak sedikit tim sepakbola yang terlena dengan pujian, walau prestasi yang diraih belum seberapa. Kritik akan mendorong orang untuk bekerja keras dan mencapai prestasi.
Bukan begitu Bung Towel? Kritis itu biasa, sejauh apa yang disuarakan itu benar, bukan fitnah, apalagi caci-maki. (*)