Berita  

Kereta Api Akan Direaktivasi di Sumbar, Ada Duka di Tiap Meter Rel Kereta Api

Para pekerja yang membangun rel kereta api pada masa penjajahan Belanda.
Para pekerja yang membangun rel kereta api pada masa penjajahan Belanda.

PADANG-Tiap kilometer rel kereta api di Sumatera Barat memiliki sejarah. Rel itu dibangun susah payah oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Mereka dulu dipaksa bekerja oleh pemerintah kolonial Belanda.

Lalu, mengapa Belanda bangun rel kereta api di Sumatera Barat? Di Sumatera Barat, jaringan kereta api dibangun untuk menghubungkan Kota Padang dengan tambang-tambang batu bara di Ombilin.

Pada 1883, daerah perkebunan tembakau di Sumatera Timur juga mengambil prakarsa untuk membangun jaringan kereta api. Akan tetapi, tujuan pembangunan rel kereta api oleh pemerintah Belanda di Sumatera tidak hanya didorong oleh pertimbangan ekonomi, tetapi juga untuk kepentingan politik dan militer.

Hal ini dapat dilihat di Aceh, yang secepat mungkin ingin ditaklukkan oleh Belanda. Pada akhir periode sistem ekonomi liberal, di beberapa daerah Pulau Sumatera telah dibangun jaringan kereta api sepanjang kurang lebih 400 kilometer. Pembangunan ini cukup mengesankan, meskipun masih tertinggal jauh dibanding dengan pembangunan di Jawa. Sebab, di pulau-pulau lain tidak dilakukan pembangunan jalur rel kereta api.

Pemerintah Belanda menerapkan kerja rodi untuk membangun rel kereta api itu. Kerja rodi merupakan sistem kerja paksa yang diterapkan terhadap penduduk asli di wilayah yang mereka kuasai.

Penduduk lokal dipaksa kerja berat dan tidak manusiawi tanpa upah yang layak atau bahkan tanpa upah sama sekali. Kerja rodi dilakukan selama berabad-abad, terutama pada abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Proyek yang paling terkenal dan menindas rakyat adalah pekerjaan pembangunan jalan dari Anyer sampai Panarukan, Jawa Timur.

Bisa dibayangkan betapa beratnya derita pekerja Ketika membangun rel itu. Ada duka, namun kerja keras mereka dinikmati generasi sekarang, walau itu lahir dari sejarah yang sangat pahit.

Hingga kini, banyak ruas kereta api di Sumbar yang tak lagi aktif. Jalur yang dibangun sejak zaman Belanda itu akan diaktifkan lagi. Ada sejumlah ruas yang jadi prioritas.

Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi menyatakan, reaktivasi jalur kereta api di sejumlah wilayah telah masuk dalam agenda pemerintah provinsi.

“Jalur Padang-Padang Pariaman-Kayu Tanam yang sudah ada, termasuk Padang,” ujar Mahyeldi di Padang, Sabtu (4/5/2024).

Mahyeldi menuturkan, selain jalur tersebut, reaktivasi juga akan dilakukan pada jalur Padang Panjang-Sawahlunto, Padang Panjang-Bukittinggi dan Bukittinggi-Payakumbuh.

Koordinasi intensif dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan terus dilakukan.

“Kita sudah berkoordinasi dengan Dirjen Perkeretaapian. Kita sedang mencari lokomotif yang sesuai dengan jalur rel di Sumbar. Kemungkinan lokomotifnya ada di Swiss,” ungkap Mahyeldi.

Di Padang, kereta api difokuskan sebagai angkutan publik. “Hal ini (reaktivasi) sudah kita tuangkan dalam RPJ 2025 Sumatera Barat,” kata Mahyeldi.

Reaktivasi jalur kereta api di lintas Padang-Bukittinggi tidak hanya akan meningkatkan sektor transportasi, tetapi juga membangkitkan kembali nostalgia masa lampau dan membuka peluang baru bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. (*)



Kunjungi Kami di Google News:

google news
Exit mobile version