Daerah  

Sebagai Gubernur, Mahyeldi Tentu Bebas-bebas Saja Berkeliling Sumatera Barat

Gubernur Mahyeldi singgah sahur di rumah warga Jawi-Jawi, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok. (Biro Adpim)
Gubernur Mahyeldi singgah sahur di rumah warga Jawi-Jawi, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok. (Biro Adpim)

SOLOK-Dalam sebuah video, Bupati Solok, Epyardi Asda tampak marah ke Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah.

Dalam rekaman yang beredar melalui grup WhatsApp itu, Epyardi menyoroti kedatangan Mahyeldi ke sebuah rumah warga di Nagari Jawi-Jawi, Kecamatan Gunung Talang.

Lalu, Bupati Solok, Epyardi Asda menyatakan kecewa dengan Gubernur Mahyeldi. Dia menyebut, gubernur memasuki daerah yang ia pimpin tak koordinasi dengan pemerintah kabupaten, maupun kepada bupati.

Niat baik

Kabupaten Solok merupakan bagian dari Sumatera Barat. Sebagai gubernur, Mahyeldi tentu bebas-bebas saja berkunjung ke daerah di Sumatera Barat. Beda dengan kunjungan pemerintahan yang tentu memang harus dikoordinasikan.

Lagi pula, gubernur singgah ke rumah warga, tentu dilandasi niat baik untuk membantu warga. Sebagai gubernur, tentu ia berhak untuk berkunjung ke masyarakat. Lagi pula, kunjungan sahur semacam itu tak kali ini dilakukan gubernur. Sejak jadi gubernur, Mahyeldi telah berkeliling Sumbar tiap Ramadan.

Gubernur Mahyeldi Ansharullah menyambangi kediaman warga bernama Hatta Yandri dan Mainov Riza di Nagari Jawi-Jawi, Kecamatan Gunung Talang.

Dalam kunjungan singgah sahur itu, gubernur menyerahkan bantuan pembangunan rumah bagi keluarga tersebut senilai total Rp32,5 juta.

Gubernur menyatakan turut prihatin atas kondisi keluarga Hatta Yandri, yang hingga saat ini masih menetap di rumah milik saudara yang kurang layak untuk didiami.

Baca Juga  Kabupaten Solok Tuan Rumah Jambore Kader PKK Berprestasi, Gelar Juara Kembali Dibidik

Ditambah lagi, kondisi Hatta Yandri selaku kepala keluarga, yang sudah tujuh tahun mengidap penyakit stroke, jantung dan gula, yang membuatnya hanya bisa beraktivitas di rumah.

“Kita sengaja mengunjungi kediaman Pak Iyan ini untuk singgah sahur. Ini program rutin kita di pemprov, sekalian untuk menyalurkan bantuan bedah rumah kepada warga,” kata Mahyeldi, Senin (28/3/2024) yang dikutip dari keterangan pers Biro Adpim Setdaprov Sumbar.

Pengakuan Hatta Yandri, rumah yang ditempatinya tersebut bukan berstatus milik dia, melainkan milik saudaranya. Dia memohon izin kepada gubernur Mahyeldi untuk mempergunakan bantuan yang diterimanya untuk memulai pembangunan rumah di atas tanah miliknya sendiri.

“Dalam program rutin yang didanai dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sumbar ini, kita serahkan bantuan senilai Rp25 juta, lalu juga ada tambahan bantuan dari Bank Nagari senilai Rp2,5 juta dan dari Bapenda Sumbar senilai Rp5 juta. Pak Iyan mengaku akan digunakan untuk membangun rumah di atas tanah sendiri,” ujar Mahyeldi.

Hatta Yandri mengucapkan terima kasih atas kunjungan gubernur beserta rombongan TSR pemprov serta bantuan pembangunan rumah yang diberikan oleh pemerintah.

Ini kata Bupati Solok

Baca Juga  Masyarakat Kuansing Sedih, Danau Koto Kari tak Terurus, Sepi di Musim Liburan

Dikatakan Epyardi, negara ini ada aturannya. “Ciek lasuang ciek ayam gadang, ciek rumah gadang, ciek tungganai,” kata Mahyeldi.

Arti peribahasa itu kira-kira begini, harus ada izin bila memasuki suatu tempat, karena tempat itu ada yang punya. Si empunya ingin dihormati. Bahasa sederhananya: izin ke tuan rumah.

Dikatakan Epyardi dalam rekaman video yang beredar luas, Epyardi menyebut, seharusnya gubernur tahu aturan. “Kalau tidak tahu, tanya ke orang,” ujar Epyardi.

Selain menyoroti sahur di rumah warga itu, Epyardi memaparkan sejumlah kebijakan pemerintah provinsi yang dianggapnya tak berpihak ke Kabupaten Solok. “Salah apa Kabupaten Solok maupun masyarakat pada gubernur,” kata dia.

Nah, (*)

Baca berita lainnya di Google News




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *