SOLOK-Dalam rangkaian Safari Ramadan ke Kabupaten Solok, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah menyambangi kediaman warga bernama Hatta Yandri dan Mainov Riza di Nagari Jawi-Jawi, Kecamatan Gunung Talang.
Dalam kunjungan singgah sahur itu, gubernur menyerahkan bantuan pembangunan rumah bagi keluarga tersebut senilai total Rp32,5 juta.
Gubernur menyatakan turut prihatin atas kondisi keluarga Hatta Yandri, yang hingga saat ini masih menetap di rumah milik saudara yang kurang layak untuk didiami.
Ditambah lagi, kondisi Hatta Yandri selaku kepala keluarga, yang sudah tujuh tahun mengidap penyakit stroke, jantung dan gula, yang membuatnya hanya bisa beraktivitas di rumah.
“Kita sengaja mengunjungi kediaman Pak Iyan ini untuk singgah sahur. Ini program rutin kita di pemprov, sekalian untuk menyalurkan bantuan bedah rumah kepada warga,” kata Mahyeldi, Senin (28/3/2024) yang dikutip dari keterangan pers Biro Adpim Setdaprov Sumbar.
Pengakuan Hatta Yandri, rumah yang ditempatinya tersebut bukan berstatus milik dia, melainkan milik saudaranya. Dia memohon izin kepada gubernur Mahyeldi untuk mempergunakan bantuan yang diterimanya untuk memulai pembangunan rumah di atas tanah miliknya sendiri.
“Dalam program rutin yang didanai dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sumbar ini, kita serahkan bantuan senilai Rp25 juta, lalu juga ada tambahan bantuan dari Bank Nagari senilai Rp2,5 juta dan dari Bapenda Sumbar senilai Rp5 juta. Pak Iyan mengaku akan digunakan untuk membangun rumah di atas tanah sendiri,” ujar Mahyeldi.
Hatta Yandri mengucapkan terima kasih atas kunjungan gubernur beserta rombongan TSR pemprov serta bantuan pembangunan rumah yang diberikan oleh pemerintah.
Lalu, Bupati Solok, Epyardi Asda menyatakan kecewa dengan Gubernur Mahyeldi. Dia menyebut, gubernur memasuki daerah yang ia pimpin tak koordinasi dengan pemerintah kabupaten, maupun kepada bupati.
Dikatakan Epyardi, negara ini ada aturannya. “Ciek lasuang ciek ayam gadang, ciek rumah gadang, ciek tungganai,” kata Mahyeldi.
Dikatakan Epyardi dalam rekaman video yang beredar luas, Epyardi menyebut, seharusnya gubernur tahu aturan. “Kalau tidak tahu, tanya ke orang,” ujar Epyardi. (*)