PADANG-Pilkada akan berlangsung November mendatang. Tahapan akan dimulai Mei tahun ini dengan pembukaan pendaftaran bagi calon perseorangan yang akan maju dalam pilkada, baik untuk pemilihan gubernur, bupati dan wali kota di Sumatera Barat.
Pemilihan kepala daerah secara langsung dimulai pada 2000-an lalu. Sebelum itu, kepala daerah dipilih melalui DPRD. Pemilihan kepala daerah secara langsung merupakan amanat reformasi.
Bupati Solok dua periode, Gamawan Fauzi merupakan Gubernur Sumatera Barat pertama dipilih melalui pilkada langsung. Gamawan Fauzi berpasangan dengan Marlis Rahman.
Pasangan itu diusung oleh PDIP dan Partai Bulan Bintang. Gamawan Fauzi terpilih jadi gubernur, lantaran selama di Solok ia banyak membuat gebrakan. Lakek tangan dia nyata dan bertahan hingga kini.
Dia sukses pindahkan ibukota dari Koto Baru ke Arosuka. Dia juga bikin GOR di Batutupang. Dia juga membebaskan daerah terisolir. Pelosok nagari yang sulit dilalui, dibikin jalan oleh Gamawan Fauzi.
Prestasi Gamawan Fauzi paling fenomenal di Kabupaten Solok adalah menghapus meja mata air dan menghapus meja air mata. Gamawan menerapkan tunjangan daerah tanpa menambah beban di APBD.
Gamawan menerapkan tunjangan daerah atau tunda yang anggarannya berasal dari dihapuskannya honor-honor. Dengan demikian, semua jajaran pegawai dapat tunjangan, walau pegawai itu tak memiliki jabatan sekalipun. Anggaran tunjangan daerah tak jadi beban APBD.
Gamawan Fauzi merupakan tokoh antikorupsi. Dia dapat penghargaan Bung Hatta Anticoruption Award. Dia menjalankan pakta integritas ke pejabat Pemerintah Kabupaten Solok. Sebuah komitmen untuk bekerja jujur dalam menjalankan amanah.
Pasangan Gamawan Fauzi juga orang terkenal. Marlis Rahman merupakan Rektor Unand.
Gamawan terpilih jadi gubernur lantaran punya prestasi panjang dan terkenal jujur dan bersih soal uang.
Sukses jadi gubernurr, Gamawan ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jadi Menteri Dalam Negeri.
Kini, suhu pemilihan gubernur di Sumbar mulai panas. Setidaknya, sekarang sudah tiga kandidat yang diperkirakan ikut kontestasi pemilihan gubernur untuk masa jabatan lima tahun ke depan.
Kandidat yang akan berlaga di pilgub itu adalah Andre Rosiade, Mahyeldi dan Epyardi Asda. Jelang pilkada pasti akan banyak muncul kandidat.
Dati tiga kandidat itu, antara Epyardi Asda dan Mahyeldi saling sindir. Bupati Solok, Epyardi Asda dikenal sebagai figur yang bicara lugas dan langsung ke pokok persoalan. Karakternya keras dan tegas.
Intonasi bicara dia kerap keras kalau menyangkut dengan hal-hal yang ia anggap bertentangan dengan aturan. Kerap kali ketegasannya viral di medis sosial. Epyardi apa adanya dalam menyampaikan sesuatu.
Dalam sebuah video, Bupati Solok, Epyardi Asda terkesan marah ke Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah. Sang gubernur ia anggap memasuki wilayah yang ia pimpin, tanpa sepengetahuan dia mapun jajaran pemerintah kabupaten.
Dalam rekaman yang beredar melalui grup WhatsApp itu, Epyardi menyoroti kedatangan Mahyeldi ke sebuah rumah warga di Nagari Jawi-Jawi, Kecamatan Gunung Talang.
Lalu, Bupati Solok, Epyardi Asda menyatakan kecewa dengan Gubernur Mahyeldi. Dia menyebut, gubernur memasuki daerah yang ia pimpin tak koordinasi dengan pemerintah kabupaten, maupun kepada bupati.
Dikatakan Epyardi, negara ini ada aturannya. “Ciek lasuang ciek ayam gadang, ciek rumah gadang, ciek tungganai,” kata Epyardi.
Arti peribahasa itu kira-kira begini, harus minta izin bila memasuki suatu tempat, karena tempat itu ada yang punya. Si empunya ingin dihormati. Bahasa sederhananya: izin ke tuan rumah.
Di lain pihak, Gubernur Mahyeldi menanggapi santai dan elegan terkait ucapan dari Bupati Epyardi Asda yang mendiskreditkan hingga menyerang personal dari dirinya.
Kepada awak media, Mahyeldi mengatakan, semua orang bisa berkomentar apapun terkait aktivitas yang ia lakukan.
“Namun, aturan dari mana yang mengatakan seorang gubernur harus meminta izin kepada bupati-wali kota jika datang ke daerah mereka?” katanya beberapa waktu lalu kepada awak media.
Mahyeldi mengaku tidak mengambil pusing ucapan demi ucapan dan tudingan mendiskreditkan yang dilontarkan oleh Epyardi Asda kepada dirinya. Mahyeldi defensif saja ketika diserang.
Ketika dua kandidat itu saling sindir, Ketua DPD Partai Gerindra Sumatera Barat, Andre Rosiade menggelar mudik gratis untuk masyarakat bertajuk mudik basamo 2024. Andre melepas 50 bus mudik gratis.
Perantau Minang yang ikut dalam program itu berangkat dari komplek DPR/MPR, Jakarta. Bus tersebut akan mengantar perantau Minang ke Padang dan Bukittinggi.
Ada 20 bus menuju ke Bukittinggi, 30 bus menuju Padang.
Salah seorang pemudik, Rajiv, bercerita terkait keinginannya mudik gratis bersama ke Sumatera Barat. Dia mengaku mendapat informasi mudik gratis dari ibunya.
“Iya dapat informasi dari mamah, online sih. Ini rencana ke Bukittinggi. Sama teman berdua,” ucap dia yang dikutip dari detikcom. (*)