PADANG-Perantau Minang akan mudik sebentar lagi. Pemerintah memprediksi, arus mudik mulai 5 April mendatang. Dipastikan akan lebih banyak warga yang menggunakan moda transportasi bus untuk pulang kampung. Bus jadi pilihan karena tiket pesawat yang mahal.
Perantau pulang kampung untuk berlebaran bersama keluarga, termasuk berwisata mengelilingi daerah di Sumatera Barat.
Pulang kampung dengan bus juga memberikan suasana tersendiri. Sebab, dengan perjalanan darat, bisa melihat negeri orang. Pulang dengan bus juga memberikan sensasi berbeda ketika bus sampai di rumah makan. Yang pasti, mudik dengan bus ongkos lebih murah ketimbang membawa kendaraan sendiri atau naik pesawat terbang.
Kalau malam hari, suasana di bus Sumbar akan terasa syahdu. Padang-Jakarta yang jaraknya lebih kurang 1.300 terasa nyaman, karena bus full musik. Kalau malam, bus Minang akan putar lagu nostalgia. Ada Hary Parintang, Vanny Fabiola, Meriam Bellina dan lain sebagainya.
Suasana makin syahdu mengingat bus sekarang memiliki lampu yang gemerlap di dalam kabin.
Bus makin jadi pilihan karena perusahaan otobus Minang sekarang memang tengah gencar berbenah. Bus-bus baru terus bermunculan dengan beragam fasilitas. Bahkan, bus yang bisa untuk tiduran atau yang dikenal dengan sleeper class.
Bus kian jadi pilihan karena makin bagusnya infrastruktur dengan pembangunan tol, sehingga jarak 1.300 kilometer dari Jabodetabek ke Sumbar terasa singkat, tak seperti ketika bus masih melintas di lintas tengah yang memerlukan waktu lebih kurang 42 jam.
Bagi warga yang terbiasa menggunakan transportasi darat dari Jakarta ke Sumbar, pasti akan paham kalau musik diputar kencang di malam hari. “Saya sering mendapati bus Sumbar menyetel musik kencang di malam hari,” kata Kasman, warga Padang yang sering bolak-balik ke Jakarta dengan bus ANS.
Namun, juga banyak bus yang tak menyetel musik di malam hari dengan alasan ingin memberikan kesempatan penumpang beristirahat dengan tenang.
“Pokoknya seru kalau naik bus sekarang,” kata dia, Jumat (29/3/2024).
Sopir bus akan menyetel musik keras di malam hari, supaya tidak mengantuk karena tak ada lagi orang yang bisa diajak ngobrol. Hanya musik yang menemani dengan setia sepanjang perjalanan. Musik akan mengiringi putaran roda menelusuri lintas Sumatera. Syahdu. (*)