Daerah  

Bulan Puasa Segera Tiba, Ini Kebiasaan Masyarakat Minangkabau dalam Menyambut Datangnya Ramadan

Doa bersama di rumah masyarakat dalam rangka menyambut Ramadan
Doa bersama di rumah masyarakat dalam rangka menyambut Ramadan

PADANG-Ramadan sudah di ambang pintu. Masyarakat menyambut bulan suci itu dengan suka cita. Ramadan merupakan bulan terbaik dan terbuka ampunan bagi yang mau bertobat.

Banyak tradisi masyarakat Minangkabau dalam menyambut bulan suci itu. Ada tradisi balimau yang bisa dimaknai sebagai upaya untuk menyucikan diri.

Dalam praktiknya, bagi kaum muda, mereka akan mendatangi tempat pemandian umum. Lokasi yang akan dituju, antara lain danau, sungai, bahkan kolam renang.

Selain balimau, ada pula tradisi malamang. Malamang merupakan proses membuat lemang. Lamang tak lagi akrab dengan generasi muda, namun tradisi itu masih eksis di masyarakat.

Warga akan kurang sempurna dalam menyambut Ramadan kalau tak malamang.

Selain tradisi di atas, ada pula tradisi mandoa. Jelang memasuki Ramadan, tidak sedikit masyarakat melakukan aktivitas yang sudah menjadi tradisi secara turun termurun.

Seperti halnya aktivitas mandoa atau berdoa. Ini suatu kebiasaan bagi masyarakat khususnya di Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.

Baca Juga  Yuk Ramaikan Sarantau Sasurambi Balimau Season III, Hadiah Menarik Menanti di Hot Waterboom Sapan Maluluang

Aktivitas ini biasanya dilaksanakan malam hari di rumah, dengan menghadirkan orang ustaz untuk memimpin doa, serta penampilan pidato adat sebagai pembuka antara sipangka (tuan rumah) dengan pihak tamu.

“Mandoa ini wujud rasa syukur kita dalam menyambut Ramadan, karena Allah SWT masih beri kesempatan kepada kita untuk menunaikan ibadah di bulan suci itu,” ujar seorang tokoh masyarakat Lubuk Basung, St Rajo Alam, Minggu (3/3/2024).

Tidak hanya itu, kegiatan ini juga sebagai ajang menjalin silaturahmi antar sesama, serta saling bermaaf-maafan untuk membersihkan hati dan pikiran dalam menyambut bulan puasa.

“Sucikan hati dan pikiran kita dari hal tidak baik, karena ini salah satu persiapan yang harus dilakukan jelang Ramadan. Tidak hanya di bulan tertentu, tapi menjadi kebiasaan setiap waktu,” terangnya.

Dalam kegiatan ini juga dilaksanakan makan malam yang dihidangkan tuan rumah (sipangka), serta menu lainnya diantaranya lamang tapai.

Baca Juga  Berkunjung ke Kediri, Bupati Freddy Thie Disambut Hangat Masyarakat dan Pejabat

Ini dilakukan sesuai kesepakatan sapangka dengan tamu, boleh sebelum maupun sesudah mandoa.

“Lamang tapai menu utama, karena Syakban identik sebagai bulan lamang bagi masyarakat Minangkabau,” ujarnya. (*)

Baca berita lainnya di Google News




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *