Arie Triyono Gagas Revolusi Agribisnis untuk Kemandirian Daging Nasional

Foto bersama di peternakan milik Arie
Foto bersama di peternakan milik Arie

JAKARTA-Pengusaha agribisnis nasional, Arie Triyono, bertekad mengubah cara pandang tentang peternakan di Indonesia. Ia yakin peternakan yang maju akan menciptakan dampak signifikan pada stabilisasi harga bahan pokok dan penciptaan lapangan kerja.

Di dunia agribisnis Indonesia, nama Arie Triyono telah menjadi sinonim dengan inovasi dan kemajuan. Ia telah merintis tiga lokasi usaha peternakan besar di Desa Mekarsari Ndaru, Tangerang; Mandalika, NTB; dan Kertajati, Jawa Barat. “Cita-cita saya membangun ekosistem agribisnis berkelanjutan yang bisa memberdayakan masyarakat lokal dan berkontribusi pada ekonomi nasional,” ucap Arie dalam keterangan tertulis.

Di Mekarsari Ndaru, Arie mengelola peternakan yang memelihara 3.500 sapi. Sementara di Mandalika, ia mengembangkan peternakan dengan populasi 5.000 sapi, yang dilengkapi dengan rumah potong hewan (RPH).

Arie sedang merintis peternakan di atas lahan seluas 117 hektare di Kertajati, Jawa Barat. Peternakan dengan populasi 50.000 ekor kambing dan domba yang akan diintegrasikan dengan taman edukasi (education park) agribisnis.

Menyokong visi besar yang telah dijalankannya itu, Arie bercita-cita membangun jaringan pabrik pakan ternak sapi dan kambing/domba di setiap kabupaten sentra ternak di Indonesia. Hal ini merupakan respons atas kendala yang dihadapi para peternak akibat mahalnya harga pakan ternak konsentrat.

Baca Juga  Gubernur Sumbar Paparkan Inovasi Masuk Surga dan Lihai di Kemendagri

“Selama ini yang menjadi kendala para peternak sapi, kambing, dan domba adalah dari pakan ternak konsentrat yang mahal, harganya kerap tidak masuk akal,” jelas Arie.

Arie pun memaparkan terobosan dalam produksi pakan ternak untuk menjawab persoalan mahalnya harga pakan ternak tersebut. “Saat ini kami melakukan olah racikan pakan sendiri. Hasilnya ADG (Average Daily Gain) atau pertambahan bobot harian sapi bisa mencapai 1.8 kilogram/hari dengan rendemen atau proporsi berat daging yang bisa dipanen dari seekor hewan ternak mencapai 58 persen,” papar Arie.

Menurut Arie, pencapaian ini akan membantu terwujudnya biaya pakan ternak yang terjangkau dan pencapaian ADG secara nasional dapat mencapai 1.5 kilogram/hari dan rendemen daging 54 persen. “Kuncinya adalah di produksi pakan ternak,” pungkas Arie.

Untuk merealisasikan cita-citanya ini, Arie telah menyiapkan skema Kelompok Tani Ternak Tanggung Renteng. Dengan sistem ini Arie yakin dapat mewujudkan swasembada daging nasional dalam waktu 3 tahun.

Inisiatif ini, masih menurut Arie, selaras dengan program yang digulirkan pemerintah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang nilainya mencapai Rp. 460 Triliun. Dimana 25 persen dari total dana itu diperuntukkan bagi Kredit Petani Ternak Nasional.

Baca Juga  PWDPI Antar Undangan ke Istana Negara

“Sistem yang telah saya siapkan dengan pola Kelompok Tani Ternak Tanggung Renteng maka 1000% kredit dari KUR aman dan harapannya petani semakin makmur. Perusahaan kami, yaitu PT Lembu Setia Abadi Jaya (LSAJ) posisinya sebagai offtaker-nya,” lanjut Arie.

Arie menerapkan pendekatan modern dan berkelanjutan dalam pengelolaan peternakan. “Setiap tantangan adalah peluang untuk belajar dan tumbuh. Kami selalu berupaya untuk mengadopsi metode terbaru dan terbaik dalam agribisnis,” katanya.

Pencapaian Arie dalam agribisnis menandakan langkah maju bagi Indonesia dalam mencapai ketahanan pangan. “Tujuan kami adalah untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik tetapi juga untuk memposisikan Indonesia sebagai pemain utama dalam pasar agribisnis global,” tuturnya. (*)

Baca berita lainnya di Google News




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *