JAKARTA-Ketua Dewan Pembina Yayasan Karya Bahkti Bumi Indonesia (KBBI) Drs. Sokhiatulo Laoli MM menjadi narasumber pada seminar nasionalsan lokakarya yang mengusung tema pemberdayaan peternak rakyat di daerah kepulauan dan pesisir.
Kegiatan itu yang diselenggarakan Sekolah Peternakan Rakyat Institut Pertanian Bogor (IPB) bersama Yayasan Karya Bhakti Bumi Indonesia (YKBBI) Mitra kerja sama dengan ASPKESINDO sekaligus berbarengan dengan wisuda Sekolah Peternakan Rakyat empat kabupaten di Indonesia, Kamis (9/11/2023).
Pada kesempatan tersebut, narasumber membahas tentang peternakan dan pertanian termasuk probelem krisis pangan di Indonesia dan dihadiri oleh Prof. Daniel Murdiarso selaku Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) yang mengisi dalam momen sambutan.
Materi lokakarya diisi Direktur Pangan dan Pertanian Deputi Bidang Kemaritiman dan SDA Bappenas, Jarot Indarto, SP, MT, MSc, Ph.D dan Direktur Riset Teknologi dan Pengabdian Masyarakat Ditjen Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek, Prof. Prof. Dr. Ir. M. Faiz Syuaib, M.Agr serta Plt. Direktur Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan Kerjasama Kemendagri, Raziras Rahmadillah, S.STP.
Sokhiatulo Laoli memperkenalkan kepada seluruh peserta wisuda bahwa Yayasan Karya Bhakti Bumi Indonesia (KBBI) didirikan dengan tujuan mengembangkan sumber daya manusia yang unggul dan mengoptimalkan potensi komoditas unggul di daerah.
“YKBBI bertekad menjadi lembaga terkemuka dalam pengembangan sumber daya unggul daerah yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan kemandirian,” ungkapnya.
Dikatakannya, dengan menjadi lembaga terkemuka, dia memiliki tanggungjawab untuk memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan Indonesia.
Saat ini YKBBI menjalin kerjasama yang erat dengan Aspeksindo (Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia) agar dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap pembangunan, terutama di daerah kepulauan dan pesisir di seluruh wilayah Indonesia khususnya di bidang peternakan.
Setelah memperkenalkan YKBBI, Laoli mengungkapkan, yayasan yang dinaunginya mendukung penuh penyelenggaraan Sekolah Peternakan Rakyat. Menurutnya, terdapat tiga poin utama mengapa YKBBI mendukung penyelenggaraan sekolah tersebut.
Pertama, perlu adanya revolusi mental bagi peternak dari pola konvensional yang bersifat individual menuju pola produktif-kolaboratif.
Kedua, pendekatan berbasis teknologi musti menjadi perhatian dalam mengupayakan lingkungan peternakan yang berkelanjutan, efisien, dan berdaya saing tinggi.
Ketiga, perlu adanya pengembangan bisnis kolektif di tengah komunitas pedesaan tanpa mengesampingkan kearifan lokal dan keberlanjutan lingkungan.
Pada akhir materi, Sokhiatulo Laoli menegaskan, YKBBI berkomiten dalam mendukung peternak rakyat di daerah kepulauan dan pesisir.
“Saya berharap agar sekolah peternakan rakyat sebagai wadah pembelajaran dan pengembangan, dapat mengembangkan potensi besar tersebut untuk menciptakan perubahan-perubahan yang signifikan,” harapnya. (YL)