SURABAYA-Kiper tim nasional U-17, Ikram Algiffari berulang kali menyelamatkan gawang Indonesia dari gempuran Ekuador. Tim dari benua Amerika itu harus berbagi angka dengan pasukan Bima Sakti.
Kendati berulang kali gagalkan peluang emas Ekuador, Ikram Algiffari yang merupakan kiper asal Pesisir Selatan, Sumatera Barat itu enggan disebut jadi bintang dalam pertandingan itu.
Ikram menilai hasil imbang lawan Ekuador berkat kerja sama tim yang solid. Ia berharap bisa raih kemenangan di laga kedua saat melawan Panama.
“Ini karena kerja sama tim main bagus, semua itu karena Allah, kami akan main lebih baik lagi di laga kedua dan InsyaAllah akan meraih kemenangan,” ujar Ikram.
“Teman-teman mainnya bagus, kerja samanya bagus, kerja keras tanpa lelah, walaupun jatuh bangkit lagi demi negara,” terang Ikram.
Ekuador nyaris menang di laga ini, namun satu gol yang tercipta dianulir wasit usai meninjau ulang melalui VAR. Ikram menyebut kehadiran VAR sangat penting untuk menjaga kualitas pertandingan.
“Ya sangat penting itu VAR karena sedikit banyak itu kelihatan gol offside atau handball itu jelas, sangat berpengaruh. Saya sempat khawatir soalnya bola itu sebelumnya gol,” ujar Ikram.
Tim U-17 Indonesia mengawali pertandingan di Piala Dunia U-17 2023 dengan hasil cukup apik. Garuda Muda bermain imbang 1-1 saat menghadapi Ekuador dalam laga pertama Grup A di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (10/11).
Indonesia unggul dulu lewat gol yang dicetak oleh striker Arkhan Kaka di menit ke-22. Ekuador lantas mampu membalasnya berkat gol Allen Obando pada menit ke-28.
Setelah itu, Ekuador sempat mencetak gol kedua ke gawang Indonesia pada menit ke-45 melalui Jair Collahuazo. Namun, gol tersebut dianulir wasit karena Allen Obando sudah lebih dulu berada di posisi offside. Skor 1-1 bertahan hingga turun minum.
Indonesia lantas mendapat gempuran serangan dari Ekuador pada babak kedua. Berulangkali gawang Indonesia terancam. Salah satu ancaman datang dari Michael Bermudez yang beruntung masih bisa diamankan kiper Ikram Al Giffari.
Sampai menjelang laga berakhir, Ekuador masih terus gencar melakukan serangan ke gawang Timnas Indonesia. Beruntung, pertahanan Indonesia tidak tergoyahkan.
Pelatih Indonesia U-17, Bima Sakti, mensyukuri hasil yang diraih oleh timnya. Keberhasilan meraih satu poin akan jadi modal berharga untuk bisa mendulang poin lagi di Grup A.
“Alhamdulillah bisa 1-1 dan ini hasil kerja keras pemain, walaupun terasa berat. Kami punya waktu dua hari istirahat setelah ini dan semoga itu bisa membiat kondisi pemain lebih baik lagi,” kata Bima Sakti setelah pertandingan.
Hasil imbang itu menjadikan Indonesia meraih poin perdana di Piala Dunia kelompok usia. Sebelumnya saat ambil bagian di Piala Dunia U-20 pada 1979 di Jepang, Indonesia tak sekalipun mendapatkan poin.
Pelatih Ekuador, Diego Martinez menyebutkan bahwa timnya kesulitan menghadapi pertahanan solid Indonesia.
“Ini pertandingan yang sulit, kami ingin menang dan mendapatkan tiga poin. Tapi, Indonesia juga menunjukkan pertandingan yang baik dengan pertahanan efektif dan berjalan bagus. Saya pikir kami punya situasi yang menyulitkan kami mencetak gol,” kata Diego Martinez.
“Cuaca tidak jadi masalah buat kami. Tapi, pemain kami datang dengan cuaca panas di sini yang mirip di Suabaya. Ini tidak ada masalah buat kami,” imbuhnya.
Hasil imbang pada Hari Pahlawan Nasional ini membuat Timnas Indonesia U-17 kini berada di urutan kedua Grup A Piala Dunia U-17 2023 dengan nilai satu. Adapun puncak klasemen sementara dihuni Maroko dengan tiga angka. (*)