PADANG-Situasi politik makin panas jelang pendaftaran calon presiden dan wakil presiden. Bakal calon presiden, Anies Baswedan dan bakal calon wakilnya, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, buka-bukaan di Mata Najwa.
Dalam wawancara dengan Najwa Shihab, Anies ungkap adanya insiden gebrak meja di Tim 8. Gebrak meja lantaran tak ada titik temu soal deklarasi pasangan Anies-AHY.
Dikatakan Anies, Demokrat mendesak deklrasi Anies-AHY sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden. Keinginan Partai Demokrat itu ditolak oleh kubu Partai NasDem. Pihak Surya Paloh menginginkan pasangan Anies-AHY nanti diumumkan di ujung atau detik-detik pendaftaran. Alasannya, siapa tahu ada opsi lain. “Namun, dalam pembicaraan tak jelas apa opsi lain itu,” kata Anies.
Dikatakan Anies, Surya Paloh tak menolak AHY berpasangan dengan Anies. “Namun, nanti diumumkan,” kata Anies.
Dijelaskan Anies, Partai Demokrat ingin segera kepastian. Lantaran tak ada titik temu itu, maka NasDem membangun komunikasi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dalam waktu singkat, ada kecocokkan dan terjadilah deklarasi.
Dikatakan Anies, jauh sebelum deklarasi dengan Cak Imin, ada tokoh dan ulama yang menyampaikan kepadanya untuk berpasangan dengan Cak Imin. Namun, usulan itu dianggapnya hal yang wajar saja, nama juga demokrasi, sehingga semua orang bisa mengusulkan.
Dijelaskan Anies, ketika ada deadlock dengan Demokrat, tim suksesnya menyebut, “Bapak bisa kehilangan tiket kalau Demokrat hengkang.”
Anies menjawab pernyataan itu dengan menyatakan, “Kita berserah diri saja.”
Dalam wawancara itu, Anies menunjukkan sebuah pesan di WhatsApp kepada Sudirman Said. (*)