NIAS-Partai Demokrat Kabupaten Nias adakan sosialisasi persiapan dalam menghadapi pemilihan umum sekaligus bertemu dengan bakal calon anggota DPR, Sokhiatulo Laoli di daerah pemilihan (dapil) Sumatera Utara II, Jumat (30/6/2023).
Sokhiatulo Laoli merupakan mantan Bupati Nias dua periode dan juga sebagai mantan Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Nias.
“Saya maju sebagai bacaleg DPR Dapil Sumatera Utara II melalui Partai Demokrat dan optimis memenangkan pertarungan pemilu yang akan datang,” katanya.
Diterangkannya, setelah ada keputusan MK yang menyatakan pemilihan umum dilaksanakan secara terbuka dan dipilih dengan suara terbanyak, dia meyakini wilayah Kabupaten Nias minimal menjadi basis utama.
Sokhiatulo Laoli merasa terpanggil untuk berbuat baik lagi bagi Kepulauan Nias, sebab masih banyak masyarakat memberikan dukungan pada dia.
“Sudah 10 tahun tidak ada mewakili ononiha di Senayan, tahun depan kita perjuangan,” katanya.
Diketahui, Sokhiatulo Laoli merupakan pria asli Nias terlahir di Tuhegeo II, sebuah desa di wilayah Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, Sumatera Utara. Dia 30 September 1958.
Dia menyelesaikan tugas sebagai bupati tanpa ada masalah apapun.
Selama jadi bupati, dia menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Apkasi (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia) dan Sekjend Aspeksindo (Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia).
Setelah habis jabatan jadi bupati, dia dipercaya lagi sebagai anggota Dewan Pembina Apkasi dan sebagai Ketua Dewan Pembina Aspekdindo.
Untuk diketahui, Apkasi ini yang menjadi Ketua Dewan Penasihat adalah Menteri Dalam Negeri, lima anggota Dewan Pembina para mantan bupati dan salah satunya Mantan Bupati Nias. Ketuanya mantan ketum dan baru dewan pengurus.
Aspeksindo Ketua Dewan Penasehat Menteri Perikanan dan Kelautan serta Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL), Dewan Pembina lima orang yang terdiri atas mantan bupati atau wali kota, ketuanya mantan Bupati Nias serta dewan pakar mantan Menteri Perikanan dan Kelautan, baru dewan pengurus.
Sokhiatulo Laoli menuturkan, selama menjadi bupati, bukan hanya kKabupaten Nias yang ia pikirkan, namun kepulauan Nias secara umum.
“Saat itu, saya terus bekerja memindahkan ibukota kabupaten Nias pada periode pertama selama menjadi bupati. Sementara, infrastruktur lainnya seperti pembebasan jalan ke desa-desa tetap juga berjalan dari periode pertama sampai periode kedua,” sebutnya. (YL)