PEKANBARU-Seekor tapir sempat dievakuasi warga saat terjebak dalam kubangan lumpur di Sungai Asam, Kecamatan Reteh, Kabupaten Indragiri Hilir. Namun, kini tapir tersebut mati.
Kepala Balai Besar KSDA Riau, Genman S Hasibuan mengatakan proses evakuasi terbilang sulit dan akses tim untuk mencapai ke lokasi itu tergantung pasang surut. Tapir sempat dirawat warga karena lemas.
“Tapir tersebut tidak terselamatkan karena kondisinya yang sudah sangat lemah. Akses menuju lokasi bergantung pada pasang surut air, sehingga membutuhkan waktu yang lama saat proses evakuasi,” kata Genman, Senin (19/6/2023).
Genman menyebutkan, tim Resort BBKSDA Riau tiba di lokasi pada Minggu (18/6/2023) yang berangkat Sabtu (17/6/2023) setelah mendapat informasi atas temuan itu. Begitu sampai, tim langsung menguburkan satwa tersebut agar tidak menimbulkan bau atau tindakan lainnya yang dapat merugikan.
“Dilakukan penguburan terhadap satwa tersebut agar tidak mengakibatkan bau busuk yang bisa menimbulkan penyakit,” katanya yang dikutip dari riau.go.id.
Kapolsek Reteh Indragiri Hilir, AKP Herman mengaku sempat ke lokasi tapir dievakusi pada Sabtu malam pukul 23.00 WIB. Herman ke lokasi Desa Sungai Asam, bersama anggota TNI AD dari Koramil setempat.
“Malam sekitar pukul 23.00 kami dan koramil, lalu anggota cek tapir tersebut ke lokasi. Memang kondisi tapir malam itu sudah lemas, tidak mau makan dan minum,” ucap Herman.
Karena kondisi tapir memburuk, Herman terus berkomunikasi dengan tim BKSDA Riau. Saat itu tapir belum bisa dievakuasi karena air surut.
“Kami menunggu evakuasi BKSDA karena lokasi sulit dan nunggu air pasang tinggi baru bisa dievakuasi. Kemarin kami dapat kabar dari warga tapir itu mati,” jelasnya.
Kemudian, polisi dan TNI mengecek tapir dewasa tersebut. Diketahui jenis kelamin betina. Bobot satwa dilindungi itu diperkirakan memcapai sekitar 100 kilogram.
“Sedih juga kita, tapir tidak terselamatkan karena kita sudah maksimal. Tapi kondisi tapir memang juga lemah dan makan kurang selera, minum ya juga kurang,” jelas Herman. (*)