Daerah  

Angka Prevalensi Stunting di Tanah Datar Turun, Sumbar Naik

Bupati Tanah Datar sapa peserta pelatihan. (prokopim)
Bupati Tanah Datar sapa peserta pelatihan. (prokopim)

BATUSANGKAR-Stunting atau kurangnya asupan gizi sehingga mengganggu pertumbuhan anak menjadi salah satu permasalahan di Indonesia. Untuk Sumatra Barat angka prevalensi stunting atau jumlah stunting terjadi kenaikan, sedangkan Tanah Datar turun.

Hal ini disampaikan Bupati Tanah Datar Eka Putra saat membuka pelatihan kader pembangunan manusia (KPM) dalam rangka percepatan penurunan stunting se Kabupaten Tanah Datar, Rabu (21/6/2023) di aula kantor bupati, Pagaruyung.

“Pada 2023 angka prevalensi Sumbar naik 1,9 persen menjadi 25,2 dari tahun sebelumnya, sedangkan Tanah Datar turun dari 21,5 persen menjadi 18,9 persen di awal tahun ini,” sampai Eka yang dikutip dari Prokopim Setda Tanah Datar.

Dikatakan Bupati Eka Putra, stunting bukanlah perkara sepele, karena berdasarkan riset Bank Dunia, stunting juga bisa mengakibatkan kerugian ekonomi dimana di Indonesia diperkirakan mencapai angka Rp300 triliun sampai Rp.1.210 triliun per tahun.

Baca Juga  Angka Stunting: Provinsi Meningkat, Kabupaten Solok Turun Signifikan

“Stunting menghambat potensi transisi demografis dan intelejensi yang juga mampu menjadi ancaman masyarakat di nagari, karena itu wali nagari dan KPM memiliki peranan yang sangat penting dalam menurunkan angka stunting di Tanah Datar,” katanya.

KPM ini, tambah bupati, merupakan kader yang dibentuk dari masyarakat terpilih yang mempunyai kepedulian dan bersedia mendedikasikan diri untuk berperan dalam pembangunan manusia di nagari termasuk penanganan permasalahan stunting.

“KPM sebelumnya menjalankan tugasnya tentunya akan diberikan bekal melalui pelatihan dan juga penjelasan tentang pentingnya penurunan stunting,” kata Eka Putra. (*)

Baca berita lainnya di Google News




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *